JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) terus memperluas pemanfaatan teknologi terobosan yang inovatif untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.
PGE telah berhasil memasang Flow2Max dengan sukses, alat ukur aliran fluida dua fasa atau two-phase flow meter di lima sumur produksi di Area Lahendong, Sulawesi Utara, setelah sebelumnya melalui purwarupa dan pengujian.
Ditemukan oleh Manager Production and Operational Excellence PGE, Mohamad Husni Mubarok PhD (Husni), teknologi ini merupakan yang pertama di dunia yang memungkinkan pemantauan aliran fluida dua fasa panas bumi dengan lebih handal, mudah, real-time, akurat, fleksibel, dan reliable dibandingkan teknologi yang ada.
Kemampuannya mengukur aliran fluida secara real-time memungkinkan PGE mengevaluasi kinerja dan memprediksi produktivitas sumur produksi. Pemasangan Flow2Max membantu PGE dalam manajemen dan optimalisasi reservoir panas bumi di sebuah lapangan, termasuk mendeteksi dini masalah teknis di sumur. Dengan kesuksesan pemasang Flow2Max di lima sumur ini, PGE segera memperluas penggunaannya ke sumur-sumur panas bumi yang lain sehingga diharapkan efisiensi operasional terus meningkat.
“PGE terus bergerak dalam mengembangkan berbagai inovasi dan teknologi untuk meningkatkan keandalan dan efisiensi operasi. Ini merupakan salah satu bukti komitmen PGE untuk memajukan industri panas bumi di Indonesia. Kami juga ingin mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung pengembangan energi panas bumi sebagai sumber energi bersih di Indonesia, demi mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Direktur Utama PGE, Julfi Hadi, Sabtu 20 April.
Selain itu, lanjut dia, PGE juga telah secara resmi menggunakan perangkat portabel uji produksi sumur panas bumi, Geoflowtest, di berbagai lapangan panas produksi panas bumi PGE.
BACA JUGA:
Geoflowtest juga di temukan dan di inisiasi oleh Husni dan tim PGE yang kemudian pembuatannya dilakukan bersama PT Sigma Cipta Utama (SCU). Geoflowtest dapat menghasilkan data real-time lebih akurat untuk pengujian kapasitas produksi sumur, yang sebelumnya dilakukan secara manual yang lebih berisiko bagi keselamatan dan rentan terjadi kesalahan uji.
Penggunaan alat portabel ini dapat meningkatkan efisiensi dalam pengujian sehingga evaluasi dan pemantauan kapasitas sumur produksi bisa dilakukan secara komprehensif.
Sementara itu, dalam mengoptimalkan pemanfaatan energi terbarukan, PGE melakukan pengembangan teknologi screw expander bersama PT Kaishan Orka Indonesia.
Alat ini dapat mengekstrak energi tambahan dari fluida panas bumi yang memiliki tekanan rendah, sehingga meningkatkan efisiensi keseluruhan pembangkit listrik tenaga panas bumi.
"Dengan begitu, diharapkan kapasitas listrik yang dihasilkan dari pembangkit panas bumi dapat meningkat sehingga berkontribusi kepada penurunan penggunaan bahan bakar fosil yang dapat menyebabkan emisi gas rumah kaca," lanjut Julfi.
Julfi juga menjelaskan, pengembangan teknologi dan inovasi ini juga didasari oleh keyakinan PGE bahwa energi panas bumi memiliki potensi yang besar untuk menjadi sumber energi yang andal, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
"Dengan terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk para Perwira, swasta, dan pemerintah, PGE optimis dapat mewujudkan visinya untuk menjadi perusahaan energi panas bumi kelas dunia atau World Class Green Energy Company yang berkontribusi pada pembangunan yang lebih berkelanjutan," pungkas Julfi.