Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) buka suara terkait kelanjutan rencanan investasi sektor migas di Iran. Hal ini menyusul memanasnya konflik geopolitik antara Iran dan Israel.

Vice president Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso mengatakan, sejalan dengan eskalasi konflik tersebut pihaknya masih menahan rencana investasi.

"Belum berlanjut (rencana investasinya,)" ujar Fadjar saat dihubungi VOI, Rabu 17 April.

Sebelumnya Pertamina telah meneken nota kesepahaman dengan Iran untuk mengelola blok prospektif, yaitu Blok Mansouri.

PT Pertamina (Persero) dan perusahaan minyak Iran (National Iranian Oil Company/NIOC) menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk studi awal dua lapangan minyak raksasa di Iran, yakni Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan - Asmari) pada tahun 2016. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Managing Director NIOC Ali Kardor di Kantor Pusat NIOC di Teheran, Iran.

Kemudian pada tahun 2017 Pertamina secara resmi telah menyerahkan proposal usulan pengembangan dua lapangan migas di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri yang memiliki estimasi cadangan masing-masing lebih dari 1,5 miliar barel.

Kemudian pada 23 Mei 2023, dalam lawatannya ke Indonesia, Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi menemui Presiden Jokowi di Indonesia dan meneken 11 nota kesepahaman, salah satunya di bidang migas.