Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Asosiasi Industri Kerajinan dan Kayu Ho Chi Minh Kota (HAWA) Duong Minh Tue menilai perusahaan kayu, furnitur, dan kerajinan tangan Vietnam perlu mempertimbangkan untuk masuk e-commerce demi mendapatkan lebih banyak pelanggan.

Tue, Minggu, melihat peluang pertumbuhan global untuk ekspor furnitur dan adanya perdagangan elektronik lintas batas.

Ia mengatakan bahwa Vietnam sebagai salah satu pengekspor kayu terkemuka di dunia telah memperluas pasarnya dengan melakukan penetrasi lebih mendalam.

“Dengan kekuatan dalam pembangunan kehutanan, insentif bagi dunia usaha, dan perjanjian perdagangan bebas yang ditandatangani dengan mitra asing, ekspor kayu dan produk kayu Vietnam telah mencatat keberhasilan besar di pasar internasional,” kata Tue, seperti dilansir Antara.

Pasar yang menjadi sasaran ekspor olahan kayu Vietnam adalah Amerika Serikat, Uni Eropa, Republik Korea, dan Jepang.

Vietnam juga mulai meningkatkan kehadirannya di negara-negara yang pasarnya berkembang, seperti India dan Uni Emirat Arab. 

Kendati demikian, segmen pasar ekspor tradisional menghadapi banyak tantangan karena lemahnya permintaan konsumsi global, peningkatan hambatan proteksionisme, dan negara-negara yang terus mempertahankan kebijakan moneter yang ketat.

“Sementara itu, penjualan furnitur dan kerajinan tangan melalui e-commerce terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa,” ucapnya.

Guna meningkatkan pengenalan merek dan mengakses lebih banyak pelanggan, Tue menilai pebisnis perlu mempertimbangkan dan berinvestasi secara sistematis dalam aktivitas penjualan daring, termasuk mendiversifikasi saluran penjualan dalam strategi bisnis.

Senior Account Manager Amazon Global Selling Vietnam Nguyen Thanh Yen My mengatakan meskipun perdagangan global belum sepenuhnya pulih, perdagangan daring secara global terus tumbuh dengan mantap.

E-commerce lintas negara merupakan tren dan bentuk ekspor baru yang membantu usaha kecil dan menengah mencapai pertumbuhan yang kuat,” katanya, menambahkan.

Menurut My, di Amerika Serikat yang merupakan pasar ekspor terbesar Vietnam, e-commerce di industri furnitur diproyeksikan akan tumbuh kuat selama empat tahun ke depan dan dapat mencapai 118,6 miliar dolar AS (Rp1.855,7 triliun) pada 2027.

Manajer senior akuisisi pemasok Wayfair, Jimmy Wang, juga mencatat bahwa perusahaan-perusahaan Vietnam dapat secara langsung mengakses berbagai macam pelanggan dari seluruh dunia melalui platform e-niaga.  

Akhir-akhir ini, banyak pemasok China yang membeli furnitur Vietnam dan menjualnya kembali secara global melalui e-commerce lintas batas. Karena itu, tidak ada alasan bagi produsen Vietnam tidak memanfaatkan e-commerce lintas negara untuk menjual produknya.