Bagikan:

JAKARTA - Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono menyebut, pembangunan IKN berdampak pada gerakan tiga kampanye global.

"Dalam hal ini, pembangunan IKN memberikan dampak setidaknya pada tiga gerakan kampanye global," ujar Bambang saat memberikan sambutan Rakornas Ibu Kota Nusantara di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, dikutip Jumat, 15 Maret.

Pertama, IKN ingin berperan aktif dalam menangani krisis perubahan iklim dunia.

Hal tersebut dimungkinkan oleh keberadaan setidaknya 65 persen kawasan daratan IKN yang akan dikonversi dari hutan produksi menjadi hutan tropis melalui proses reforestasi.

Bambang menilai, dengan proses ini, maka IKN akan menjadi sustainable forest capital city atau ibu kota negara dengan konsep hutan berkelanjutan pertama dan konsep ibu kota hutan pertama di dunia.

"Sejalan dengan semangat tersebut, OIKN meluncurkan apa yang disebut Nusantara Net Zero Energy," kata dia.

Dia mengatakan, ini merupakan peta jalan untuk mencapai target emisi nol bersih pada 2045 dan hal ini diterbitkan dari konferensi perubahan iklim ke-28 atau COP 28 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada Desember 2023 lalu.

Menurutnya, IKN menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki strategi komprehensif untuk mencapai Net Zero Strategy.

Hal ini merupakan lebih awal dari dari target Indonesia yang akan mencapai Net Zero pada 2060.

Sementara, dua hal lainnya adalah terkait biodiversitas dan Tujuan Pengembangan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG's).

Untuk biodiversitas, ini merupakan komitmen untuk keberlansungan habitat alami IKN dengan konsep Nusantara Nature Positive Plan. Komitmen itu sejalan dengan Kunming Montreal-Global Biodiversity Framework.

Adapun di sisi SDG, IKN mengusung konsep kajian lokal sukarela (Voluntary Local Review atau VLR) untuk SDG diluncurkan di UNESCAP pada Februari 2024.

"Dengan besarnya peran IKN dalam berbagai gerakan global, kami masih akan menyusun beberapa dokumen lain yang akan membuat satu tonggak baru, satu tolok ukur baru bagi pembangunan perkotaan di Indonesia," imbuhnya.