Wakil Ketua Komisi VII Colek Dirut KKKS yang Naik Jabatan Tapi Produksi Migas Justru Menurun
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman. (Foto: Dok. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman menyoroti realisasi lifting minyak dalam negeri yang terus mengalami penurunan produksi minyak dalam negeri.

Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Maman mengatakan sejatinya isu terkait produksi minyak nasional sudah menjadi pembicaraan sejak 4-5 tahun terakhir.

Ia mengatakan, ada kemungkinan produksi minyak RI hanya akan menapai 400 ribu barel per hari (BOPD).

"Kalau kita mau bicara agak sedikit mengkritik diri kita masing-masing, karir-karir path kita dalam jabatan masinng-masing naik. Ada yang dulu mungkin jabatannya staf naik menjadi manager, naik jadi direktur nah itu naik tapi secara target produksi yang shrsnya jd pencapaian kita itu turun berarti ini engga sebanding," ujar Maman dalam Rapat Dengar Pendapat dengan SKK Migas, Rabu 13 Maret.

Pada kesempatan tersebut Maman juga memberikan selamat kepada Chalid Said Salim yang saat ini menjabat sebagai DIrektur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menggantikan Wiko Migantoro.

Chalid sebelumnya merupakan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) selaku Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina.

"Alhamdulillah kasih selamat juga buat Pak Chalid. Saya dulu taunya Pak Chalid dari direktur PHM (Pertamina Hulu Mahakam), lalu sempet ada sedikit gejolak ribut-ribut naik lah jadi direktur PHR. Dari yang asetnya kita anggap sekian naik jadi asetnya yang agak besar, lalu sekarang Bapak udah jadi Dirut PHE. Luar biasa nih, Bapak dari dirut PHM, Nah jadi Dirut PHR, naik sekarang jadi dirut PHE, tapi produksi kita engga naik-naik pak," cecar Maman.

Menurut Maman, fenomena ini harus menjadi kritikan internal bagi masing-masing KKKS, apalagi pelaku sektor nigas merupakan salah satu penyandang gelar pahlawan devisa negara.

Untuk itu, ia meminta, semua pihak membantu mendorong pendapatan negara baik melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang menyumbang hampir Rp450 triliun.

"Karena menurut saya ini menjadi sebuah keprihatinan kita bersama. Maksud saya jangan smpai karir kita semua naik tetapi produksi kita engga naik-naik. Ini kayaknya ironis skali. Saya mau bangun kesepahaman antara kita, bolehlah alhamdulillah kita dukung karir naik gaji naik tapi ya produksi nasional juga naik," ujar Maman.

Asal tahu saja, sepanjang tahun 2023 SKK Migas mencatat realisasi lifting minyak sebesar 605,5 MBOPD atau lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2022 sebesar 612,3 MBOPD.