PTPN III dan Pertamina NRE Kerja Sama Komersialisasi Kredit Karbon
Pertamina NRE gandeng PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) dalam proyek komersialisasi kredit karbon. (Dok. Pertamina NRE)

Bagikan:

JAKARTA - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menggandeng PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) dalam proyek komersialisasi kredit karbon.

Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kontribusi terhadap upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Penandatanganan kerjasama dilaksanakan oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman dan Wakil Direktur Utama PTPN III, Denaldy Mulino Mauna.

Untuk informasi, kerja sama ini berfokus pada komersialisasi kredit karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei. PLTBg merupakan salah satu pembangkit Listrik dengan energi terbarukan yang dapat dihitung kredit karbonnya dari dua sisi, yaitu dari pembangkitan energi bersihnya serta dari tangkapan gas metana yang tak terlepas ke atmosfer.

“Pertamina NRE dan PTPN III telah menjalin kerja sama strategis sejak 2019 dengan membangun PLTBg Sei Mangkei. Kami melanjutkan kerja sama strategis ini ke tingkatan lebih tinggi melalui komersialisasi kredit karbon dari PLTBg Sei Mangkei. Ini merupakan bentuk konsistensi kedua pihak dalam menunjukkan komitmen transisi energi menuju net zero emission 2060,” ungkap Fadli yang dikutip Sabtu 3 Februari.

Dikatakan Fadli, proses pembangkitan PLTBg memanfaatkan  limbah Palm Oil Mill Effluent (POME) dari pabrik kelapa sawit milik PTPN III yang diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Limbah POME tersebut ditampung di kolam penampung yang tertutup (covered lagoon) sehingga tidak menimbulkan emisi karena gas metana yang dihasilkan Limbah POME  tidak terlepas ke atmosfer. 

Selanjutnya gas metana tersebut lalu diproses untuk menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 2,4MW. Estimasi awal kredit karbon yang dapat dihasilkan dari proyek ini adalah 15 ribu sampai dengan 25 ribu ton CO2 per tahun.

Sementara itu, Denaldy Mulino mengatakan, sektor Perkebunan yang berkelanjutan memainkan peran penting dalam pelestarian lingkungan.

"Kolaborasi ini memberi kami peluang untuk mengoptimalkan manfaat lingkungan dari kegiatan kami, sekaligus membuka pintu bagi diversifikasi pendapatan melalui kredit karbon," sambung Denaldy.

Kesepakatan ini juga mencakup kerjasama dalam kajian dan pengembangan  inovasi dan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam operasi keduanya, serta implementasi proyek dan potensi lain yang dapat menghasilkan kredit karbon juga menjadi bagian dari kesepakatan ini.