Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional Kawasa Ekonomi Khusus (KEK) Susiwijono Moegiarso optimisme perekonomian Indonesia ke depan akan tetap resiliensi di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global.

Menurut Susiwijono dengan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen selama 8 kuartal berturut-turut dari masa pandemi dan pasca pandemi menjadi capaian yang luar biasa.

Selain itu, Susiwijono menyampaikan keberhasilan tersebut ditopang dengan pengendalian inflasi yang cukup rendah di level 2,61 persen menunjukkan resiliensi ekonomi yang terus terjaga di tengah dinamika global.

“Di saat perekonomian dunia mengalami perlambatan, ekonomi Indonesia justru masih mampu tumbuh di kisaran 5 persen, lebih tinggi dari rata-rata negara maju & negara berkembang, dan dengan inflasi yang lebih terkendali,” ungkap Susiwijono dalam keterangan resminya, dikutip Jumat 19 Januari.

Susiwijono menyampaikan berbagai optimisme dan peluang tersebut harus mampu dimanfaatkan dengan baik, salah satunya dengan mendorong pengembangan 20 KEK sebagai energi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkontribusi nyata dalam mendorong PDRB daerah, di berbagai wilayah Indonesia.

Hingga akhir tahun 2023, capaian kinerja 20 KEK telah berhasil memberi kontribusi realisasi investasi sebesar Rp177,5 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 117.492 orang, dengan jumlah pelaku usaha/industri sebanyak 331 perusahaan.

Sedangkan pada tahun 2023, realisasi investasi bertambah sebesar Rp66 triliun dan realisasi penyerapan tenaga kerja bertambah sebanyak 57.005 orang, serta jumlah pelaku usaha bertambah sebanyak 89 perusahaan/industri.

Pada tahun 2024 KEK menargetkan tambahan realisasi investasi baru sebesar Rp77,5 triliun dan tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 38.277 orang.

Pada tahun 2023, Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) melakukan kajian terkait dengan dampak positif KEK terhadap ekonomi daerah dan perekonomian nasional.

Adapun beberapa kesimpulan utama yang dapat yaitu bahwa secara umum sebagian besar KEK berkembang dan berkinerja baik atau sangat baik, dan secara keseluruhan investasi di KEK memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian dengan tren yang cenderung meningkat selama periode 2019-2023.

KEK Industri dengan kinerja yang cukup baik berada atau berbatasan di wilayah Pusat Pertumbuhan Ekonomi (PPE), dan memiliki anchor investor, tingkat aglomerasi industri/bisnis yang baik, investasi berdaya saing tinggi, dan tingkat ketersediaan infrastruktur pendukung yang lebih baik.

Sebaliknya, KEK manufaktur yang berada di posisi terluar atau di daerah yang sedang bertransformasi menuju sektor manufaktur dan jasa-jasa, akan memiliki daya saing tinggi jika mengolah sumber daya alam atau hilirisasi sumber daya alam.

Keberadaan event nasional/internasional di KEK bertema pariwisata dinilai memberikan dampak signifikan untuk mempercepat perkembangan KEK tersebut, seperti pada KEK Lido, KEK Mandalika, dan KEK Tanjung Lesung. Sedangkan KEK bertema digital dan kegiatan jasa lainnya mampu berkembang dengan baik di tengah berbagai tantangan yang bervariasi.

“Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa investasi di KEK memberikan kontribusi yang positif terhadap ekonomi daerah dan perekonomian nasional, dengan tren yang cenderung meningkat selama periode 2019 – 2023,” jelas Sesmenko Susiwijono.