Bagikan:

JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk melaporkan telah menyelesaikan pelunasan sebagian surat utang dan sukuk Perseroan pada tanggal 29 Desember 2023.

Adapun rinciannya Porsi Reg-S Surat Utang sejumlah 536.452.843,87 dolar AS dari keseluruhan Surat Utang sejumlah 624.211.705 dolar AS dengan bunga 6,5 persen yang jatuh tempo pada tahun 2031.

Kemudian sukuk yang diterbitkan oleh Garuda Indonesia Global Sukuk Limited sejumlah 78.019.580,00 dolar AS dengan jumlah distribusi periodik sebesar 6,5 persen yang jatuh tempo pada tahun 2031.

Garuda Indonesia melunasi sebagian jumlah pokok Surat Utang porsi Reg-S dan Sukuk sebesar 113.800.166,49 dolar AS melalui skema penawaran tender atau tender offer dengan total nilai pelaksanaan sebesar 49.999.999,74 atau 49,99 juta dolar AS secara bertahap pada tanggal 21 Desember 2023 (untuk Surat Utang) dan 29 Desember 2023 (untuk Sukuk).

Dikutip dari keterbukaan informasi publik BEI, selain pembayaran jumlah pelunasan prinsipal terdapat biaya lain berupa accrued interest, defferred payment in kind (PIK) dan beban biaya pajak timbul yang dibayarkan dalam transaksi sebesar 2.326.776,72.

“Setelah dilaksanakannya pelunasan sebagian tersebut, sisa jumlah total prinsipal terutang Surat Utang dan Sukuk Perseroan adalah 500.672.257,38,” tulis laporan Garuda Indonesia dalam keterbukaan informasi publik BEI, dikutip Kamis, 4 Januari.

Sumber Dana dari Internal Perusahaan

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengagakan pelunasan sebagian ini dilakukan kepada pemegang Surat Utang dan Sukuk yang mayoritas merupakan para kreditur Garuda Indonesia dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

“Pelunasan tersebut dirampungkan dengan menggunakan sumber dana dari kas internal Perusahaan,” ucap Irfan dalam keterangan resmi.

Kata Irfan, selesainya aksi korporasi pelunasan sebagian atas Surat Utang dan Sukuk menjadi salah satu komitmen Garuda Indonesia dalam menjaga kepercayaan para kreditur yang selaras dengan berbagai langkah perbaikan kinerja yang ditempuh pasca PKPU.

Lebih lanjut, Irfan berharap, inisiatif ini juga dapat memperbaiki struktur permodalan perusahaan untuk menjadi semakin sehat ke depannya terutama dari sisi kemampuan likuiditas dan solvabilitas perusahaan sehingga operasional Garuda Indonesia dapat berlangsung optimal dan adaptif.

“Pelunasan sebagian Surat Utang dan Sukuk itu juga merupakan bagian dari langkah proaktif Garuda Indonesia untuk memastikan fundamental kinerja keuangan perusahaan tumbuh solid yang salah satunya turut ditunjang dengan langkah berkelanjutan dalam perbaikan kinerja ekuitas melalui pengelolaan secara aktif atas aset, liabilitas, dan ekuitas untuk mengoptimalkan efektivitas profil arus kas perusahaan,” katanya.

“Aksi korporasi tersebut juga menjadi representasi niat baik (goodwill) Perusahaan secara berkelanjutan dalam memastikan proses penyelesaian kewajiban terhadap para kreditur dapat berjalan semakin prudent,” sambung Irfan.