Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar Penjajakan Minat Pasar Proyek KPBU untuk para investor dalam rangka membangun infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Bendungan Leuwikeris yang berada di Jawa Barat dan Jenelata di Sulawesi Selatan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kementerian PUPR terus mendorong upaya pengembangan skema pembiayaan infrastruktur alternatif di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Banyak sekali skema-skema pembiayaan kreatif untuk infrastruktur. Saya berharap, akan kami lakukan diskusi terkait skema-skema yang terus berkembang, terutama di Ditjen Pembiayaan Infrastruktur untuk bisa mendorong dan mengisi celah-celah kekurangan pembiayaan dalam pembangunan infrastruktur, terutama untuk percepatannya," kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 24 November.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna menyebut, berdasarkan Peraturan Menteri PUPR Nomor 2 Tahun 2021, salah satu infrastruktur di bidang Sumber Daya Air yang dapat dikerjasamakan melalui skema KPBU adalah prasarana penampung air beserta bangunan pelengkapnya, dan di antaranya waduk/bendungan yang multiguna dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Kementerian PUPR terus mendorong optimalisasi pemanfaatan waduk/bendungan multiguna untuk dapat mencapai target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025, sehingga harapannya dapat mencapai zero emission pada 2060," tuturnya.

Saat ini, Kementerian PUPR sendiri tengah menyiapkan KPBU Penyediaan PLTM di Bendungan Leuwikeris, Jawa Barat, dan PLTM di Bendungan Jenelata, Sulawesi Selatan. Kedua proyek tersebut memiliki masa kerja sama selama 27 tahun dengan dua tahun konstruksi dan 25 tahun skema take or pay

"Untuk PLTM Leuwikeris sendiri merupakan proyek KPBU unsolicited dengan indikasi nilai investasi sebesar Rp225,38 miliar dan estimasi energi listrik tahunan sebesar 53 GWh. Lalu, untuk PLTM Jenelata adalah proyek KPBU solicited dengan indikasi nilai investasi sebesar Rp134 miliar dan estimasi energi listrik tahunan sebesar 38,75 GWh," jelas Herry.

Adapun Bendungan Leuwikeris ditargetkan selesai konstruksi pada Juni 2024 dengan manfaat irigasi 11.216 ha dan reduksi banjir sebesar 59,68 meter kubik per detik. Bendungan ini juga memiliki manfaat penyediaan air baku dengan kapasitas 0,85 meter kubik per detik dan potensi listrik sebesar 7,4 MW.

Sementara, untuk Bendungan Jenelata, ditargetkan selesai konstruksi pada 2028 dengan manfaat irigasi seluas 26.773 ha, reduksi banjir 686 meter kubik per detik, penyediaan air baku berkapasitas 6,05 meter per detik, dan potensi listrik sebesar 7 MW.

"Melalui market sounding ini, Kementerian PUPR berharap dapat memperoleh masukan, tanggapan, dan dapat mengetahui minat pasar atas proyek KPBU ini. Baik dari calon investor, lembaga pembiayaan, dan stakeholder terkait," pungkasnya.