JAKARTA - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Pemkab Tapsel) menjadi Terbaik 1 dalam ajang Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) SDG's (Sustainable Development Goal's) For Regencies 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian PPN/Bappenas, kolaborasi dengan PT Surveyor Indonesia, Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi), dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) untuk menggerakkan pembangunan berkelanjutan di kabupaten seluruh Indonesia.
"Alhamdulillah, proses awal 416 kabupaten yang ada di Indonesia lalu terjaring 103 Kabupaten. Kami lolos Top 10 lalu masuk Top 3 Program I-SIM For Regencies," ujar Bupati Tapsel Dolly Pasaribu, dikutip Jumat 10 November.
Pemkab Tapsel meraih peringkat satu terbaik nasional dari 103 kabupaten dalam rangka Indonesia's SDGs Action Award 2023 dengan mengusung tema "Hatabosi dan Kelapa Sawit Berkelanjutan, Integrasi Upaya Pelestarian SDA di Hulu dan Hilir Sungai Batang Toru."
"Kami membawa Hataboshi dan FOKSBI sebagai kearifan lokal yang berjalan 120 tahun dari nenek moyang kita. Bagaimana mengalirkan air untuk memanfaatkan lahan persawahan," ujar Dolly.
Pelestarian kearifan lokal Hatabosi sendiri dalam rangka mendukung pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan, ketersediaan sumber energi baru terbarukan sekaligus rumah bagi berbagai keanekaragaman hayati, salah satunya adalah Orang utan tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang merupakan spesies endemik indonesia.
"Sedang Kelapa Sawit Berkelanjutan dalam bentuk 3R yaitu rewetting, revegetation dan revitalization agar sawit di lahan gambut yang rawan terbakar, produktivitas rendah "berubah" menjadi lahan sawit yang dijaga ketinggian air sehingga mengurangi emisi karbon yg sekaligus meningkatkan produksi sawit dan early warning system," jelasnya.
Dolly mengucapkan terima kasih kepada para juri yang telah memberikan penilaian dan kepercayaan secara akuntabel kepada pihaknya termasuk kepada seluruh pihak yang telah bekerja maksimal hingga program kearifan lokal Hatabosi dan Sawit Berkelanjutan berhasil membawa Pemkab Tapsel Juara Satu I-SIM For Regencies 2023.
Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa. Setelah Pemkab Tapsel, Kabupaten Bandung terpilih sebagai terbaik kedua diikuti Kabupaten Temanggung sebagai terbaik ketiga.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam sambutannya mengatakan melalui Konferensi Tahunan SDGs tahun ini, kita dapat meneguhkan kembali komitmen pencapaian TPB/SDGs dengan seluruh pihak berperan aktif dan berkolaborasi.
"Saya mengharapkan Indonesia’s SDGs Action Awards makin menguatkan motivasi seluruh pemangku kepentingan dan juga masyarakat untuk terus bersama-sama bekerja secara nyata dan konkret demi tercapainya target-target TPB/SDGs yang berarti juga tercapainya target-target pembangunan nasional, " ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, M. Haris Witjaksono menjelaskan bahwa I-SIM For Regencies merupakan gerakan inisiatif untuk mendukung keberlanjutan multi-stakeholders dalam mengelola aspek pembangunan berkelanjutan, lingkungan, sosial dan tata kelola, termasuk akselerasi pencapaian SDGs di tingkat Kabupaten. Melalui program ini, pemerintah Kabupaten dapat mengungkapkan data dan mengukur capaian dalam akselerasi performa capaian tersebut.
BACA JUGA:
"Selamat kepada tiga kabupaten terbaik dan terima kasih serta apresiasi yang tinggi kepada seluruh pemerintah kabupaten yang telah mengikuti setiap tahapan dari proses awarding I-SIM for Regencies," ujar Haris.
Ia menambahkan, berkaca pada proses yang telah dijalani, maka tanggung jawab capaian SDG's tidaklah hanya bertumpu pada program yang diselenggarakan oleh pemerintah, namun perlu peran serta stakeholder pada tingkat tapak untuk membangun kolaborasi yang baik agar terjadi akselerasi pencapaian setiap indikatornya.
Di sinilah peran Surveyor Indonesia untuk memberikan inspirasi bahwa setiap unsur anak bangsa harus mampu memberikan kontribusi positif kepada perusahaan, masyarakat, dan negara. SDGs harus menjadi gerakan bersama, tegasnya.
Harris menambahkan, penilaian yang dilakukan juga bisa memberikan bantuan dari pihak lain agar bisa mendanai program-program yang berkelanjutan. Salah satunya, melalui program-program TJSL yang dilaksanakan oleh BUMN.
"Ini bisa digunakan oleh badan-badan usaha, salah satunya BUMN dalam konteks kita membuat program, disebut program matching. Antara pemerintah kabupaten dan kota, serta target-target dalam penyusunan TJSL. Harapannya program TJSL kita bisa nyambung dengan program pemerintah kabupaten/kota, dan selanjutnya akan dimonitor capaiannya seperti apa. Nah capaian ini adalah bagian dari kontribusi BUMN, bagian dari ESG dari BUMN itu sendiri," pungkas dia.