Menuju Indonesia Emas, Airlangga Sebut 2024 Jadi Momentum Krusial
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: dok. VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia Emas 2045 merupakan cita-cita yang besar yang perlu diwujudkan dengan melibatkan kerja keras dan kolaborasi dari berbagai pihak.

"Pelaksanaan transformasi ekonomi dan optimalisasi menjadi landasan untuk mencapai hal tersebut," ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis, 2 November.

Airlangga menyampaikan Indonesia saat ini tengah berada di momen krusial untuk mempersiapkan berbagai prasyarat demi mewujudkan target tersebut.

Menurut Airlangga tahun 2023 dan 2024 menjadi langkah awal untuk memperkuat fondasi tranformasi ekonomi yang dicanangkan di tahun 2025.

“Reformasi struktural jadi kunci keberhasilan transformasi ekonomi berkelanjutan,” ungkap Airlangga.

Melalui Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 yang saat ini sedang disiapkan penyusunan undang-undangnya, Pemerintah telah menyusun rancangan tahapan transformasi ekonomi.

Airlangga menerangkan masing-masing tahapan memiliki target capaian pertumbuhan ekonomi, target peran industri manufaktur terhadap PDB, dan target proporsi jumlah kelas menengah.

Selain memperkuat transformasi ekonomi, strategi kebijakan juga diimplementasikan untuk mendorong optimalisasi salah satunya menyasar aspek Sumber Daya Manusia (SDM).

Disisi lain, bertujuan untuk meningkatkan daya saing, serta peningkatan produktivitas tenaga kerja melalui reformasi pendidikan dan ketenagakerjaan.

Selanjutnya, perbaikan regulasi dan prosedur kemudahan berusaha menjadi salah satu bukti Pemerintah dalam melakukan reformasi struktural.

Airlangga menyampaikan Indonesia mempunyai berbagai modal untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, yaitu Sumber Daya Manusia yang mendekati puncak bonus demografi, yang hanya bisa kita peroleh dalam 13 tahun ke depan dan hanya akan terjadi sekali dalam sebuah peradaban bangsa.

"Oleh karena itu, kita tidak bisa hanya menunggu ataupun kita pasif. Kita harus aktif, agar bonus demografi yang 13 tahun ini bisa kita capai,” ujar Airlangga.

Selain itu, berbagai upaya terkait pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) juga dilakukan melalui upaya diversifikasi ekspor dan hilirisasi sebagai langkah awal menuju industrialisasi. Saat ini, hilirisasi telah dimulai dengan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik ataupun kendaraan listrik dan hilirisasi mineral.

Dalam kancah internasional, Indonesia juga tengah berupaya mengajukan aksesi menjadi anggota OECD. Proses persiapan aksesi tersebut membutuhkan sejumlah kerangka regulasi dan standar domestik yang harus memenuhi standar OECD.

Upaya Pemerintah ini akan beriringan juga dengan upaya meningkatkan daya saing Indonesia sebagai bagian dari transformasi menjadi negara maju, setara dengan anggota OECD lainnya.

Implementasi berbagai pipeline kebijakan tersebut tentu membutuhkan dukungan kualitas institusi dan tata kelola Pemerintahan yang baik.

Untuk itu, dalam Rancangan RPJPN 2025-2045, transformasi tata kelola juga menjadi salah aspek transformasi yang akan terus digarap oleh Pemerintah.

Airlangga menyampaikan dengan kondisi fundamental ekonomi saat ini yang cukup solid dan berbagai kebijakan yang telah diimplementasikan serta dengan upaya memitigasi arah kebijakan di masa mendatang tersebut, Pemerintah optimis mampu mewujudkan visi Indonesia Emas di tahun 2045.