JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan hari Rabu kemarin. IHSG anjlok 109,79 poin atau 1,63 persen ke 6.642,41.
Phintraco Sekuritas dalam risetnya melihat, pelemahan IHSG pada Rabu dipicu oleh sejumlah data ekonomi domestik yang kurang memuaskan.
Indeks manufaktur turun ke 51,5 di bulan Oktober 2023 dari 52,3 di September 2023. Lalu, inflasi inti turun ke 1,91 persen secara tahunan pada bulan Oktober 2023, dari sebelumnya 2 persen secara tahunan di bulan September 2023.
Kondisi ini mengindikasikan adanya perlambatan aktivitas manufaktur dan konsumsi di Indonesia di bulan Oktober 2023.
"Dari regional, indeks manufaktur China menurut Caixin turun ke 49,5 pada bulan Oktober 2023, dari sebelumnya 50,6 di bulan September 2023," jelas riset Phintraco Sekuritas.
IHSG pada perdagangan Kamis diproyeksikan akan bergerak pada resistance di level 6.700 dan support di level 6.610, dengan pivot di level 6.660.
Fokus pasar masih tertuju pada rilis hasil rapat FOMC pada Kamis dini hari WIB. The Fed diyakini masih akan menahan suku bunga acuan di level 5,25-5 persen.
BACA JUGA:
"Akan tetapi, petunjuk arah kebijakan The Fed di tahun 2024 berpotensi menentukan arah pasar," paparnya.
Untuk sentimen di dalam negeri, dari 104 emiten yang sudah merilis laporan keuangan kuartal III 2023, sebanyak 45 persen mencatatkan pertumbuhan laba bersih. Sementara, 55 persen lainnya mengalami penurunan laba bersih hingga kuartal III 2023.
Adapun saham-saham yang dapat dicermati pada perdagangan Kamis meliputi MDKA, ICBP, TSPC, BIRD, dan BBCA.