Tingkatkan Penetrasi Asuransi, Askrindo Dorong Literasi untuk Gen Z
Foto: Istimewa

Bagikan:

JAKARTA - Tingkat pemahaman Masyarakat terhadap asuransi masih menjadi perhatian, data Indeks Literasi Keuangan Nasional tahun 2022 (Otoritas Jasa Keuangan) mencatat literasi sektor perasuransian mengalami peningkatan sebesar 16 persen dari yang semula 15,8 persen pada tahun 2016 menjadi 31,72 persen di tahun 2022. Namun, hal tersebut hanya memperlihatkan hanya sebagian kecil masyarakat yang sudah terliterasi tetapi belum terdorong dalam memanfaatkan produk asuransi itu sendiri (inklusi).

Dalam rangka Hari Asuransi dan Bulan Inklusi Keuangan, Melalui Webinar bersama Infobank dengan tema "Jadi Gen Z yang Melek Asuransi," PT Askrindo terus berupaya meningkatkan penetrasi asuransi khususnya kepada Gen Z atau anak muda di usia 18 – 25 tahun. Fankar Umran, Direktur Utama PT Askrindo mengatakan pentingnya memberikan kesadaran mengelola keuangan dengan bijak di usia muda.

"Kalangan Gen Z masih banyak yang belum memahami dengan benar bagaimana cara pengelolaan keuangan mereka, apalagi memilih asuransi sebagai opsi. Disini Askrindo mengajak teman-teman usia muda agar "melek" asuransi sehingga tahu pentingnya cara memproteksi diri serta memproteksi asset-asset yang mereka miliki dari resiko seperti kecelakaan diperjalanan maupun kebakaran rumah," ujar Fankar, Rabu 25 Oktober.

Berdasarkan survei (Katadata tahun 2021), 46,2 persen Gen Z hanya membeli barang yang dibutuhkan dan Gen Z juga lebih jarang mengalokasikan keuangannya untuk tabungan. Aliyah Natasya, Financial Planner mengatakan Gen Z dikenal sebagai generasi yang adaptif dengan perkembangan zaman, banyak anak muda yang mengeluarkan uang sesuai kebutuhannya terlebih dahulu, setelah itu mereka baru akan menabung sisa uangnya setelah memenuhi kebutuhannya.

"Dalam mengatur keuangan yang harus diatur terlebih dahulu adalah diri kita sendiri, ketika kita punya self-control yang bagus biasanya akan diimbangi dengan manajemen keuangan yang bagus juga. Ketika seseorang sudah mampu mengatur keuangannya, maka mereka akan mengerti risikonya, sehingga asuransi dan investasi akan menjadi opsi dari pengelolaan keuangan di kehidupan mereka," tambah Aliyah.

Pada kesempatan yang sama, Juniar Firdaus Imran Insurance Practitioner mengatakan Generasi Z saat ini bisa juga dibilang memiliki gaya hidup konsumtif, mereka acap kali mengabaikan perencanaan keuangan sebagai bekal di masa depannya. Misalnya dengan menabung atau memiliki asuransi sejak usia muda. Memiliki asuransi sejak usia muda pun dinilai suatu pilihan yang sangat penting, salah satunya untuk memproteksi diri dari risiko yang tak diinginkan di kehidupan sehari-hari.

"Banyak risiko yang dihadapi dikehidupan sehari-hari, seperti ketika berangkat ke kantor, Ketika liburan, maupun sedang mengenyam Pendidikan. Risiko menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kita, namun dengan memiliki asuransi paling tidak kita memiliki proteksi untuk diri sendiri, saat ini sudah banyak produk asuransi yang preminya cukup murah bahkan harganya sama dengan konsumsi jajanan sehari-hari," tutup Juniar.