JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berupaya terus menggenjot pembiayan hijau atau green economy.
Direktur Finance and Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho mengatakan, hingga saat ini pembiayaan hijau BSI baru mencapai Rp52,6 triliun dari keseluruhan total pembiayaan BSI. Jumlah ini baru 23,77 persen dari total pembiayaan BSI atau tumbuh 4,99 persen secara year on year (yoy).
"Kalau hari ini BSI ngomong pembiayaan dengan segala macam kriteria tersebut dari Rp230 triliun pembiayaan kita, ada 52 triliun yang kita yakin relevan dengan praktik-praktik yang mendukung green ecenomy," ujar Ade dalam CEO Forum, Senin,23 Oktober.
Ade menyebut jumlah ini masih terbilang cukup kecil, untuk itu dirinya mengungkapkan jika BSI akan terus menggenjot pembiayaan hijau.
"Terus terang, dari Rp52 triliun itu, sebagian besarnya sifatnya sosial. Yang green banget itu masih sedikit," imbuh dia.
Ia mencontoh pembiayaan yang sedang dikembangkan oleh BSI adalah pembiayaan motor dan mobil listrik yang lebih murah atau pemberian kredit kepada PLN untuk membangun energi alternatif yang lebih murah.
Sebelumnya dalam paparan kinerjanya, Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakann, untuk mendorong implementasi keuangan berkelanjutan, Hery menuturkan BSI juga mendorong upaya sustainable operation melalui program pengurangan emisi dan pelestarian lingkungan, di antaranya green building office Gedung Landmark BSI di Aceh dan penggunaan solar panel di BSI Mayestik dan Mataram.
Selain itu, percepatan implementasi penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik berbasis Baterai (KBLBB) dengan penyediaan 35 unit motor listrik untuk kendaraan operasional di masjid BSI rest area cipali KM 166A, serta paperless dokumen melalui e-doc BSI.
Hingga Juni 2023, BSI telah menyalurkan dana zakat, infak dan dana kebajikan sebesar Rp122,2 miliar yang mencakup berbagai program sosio-ekonomi seperti pembangunan 15 Desa BSI yang tersebar di 10 provinsi.