JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Guma Africa Group Limited untuk aliansi strategis proyek-proyek potensial di bisnis hulu hingga hilir migas di Afrika.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina A. Salyadi Saputra dan Executive Chairman Guma Africa Group Limited Robert Gumede, dengan disaksikan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.
Nicke Widyawati mengatakan penandatanganan ini memperkuat kolaborasi antara Indonesia dengan Afrika, yang sebelumnya juga telah dilakukan perjanjian antara pemerintah atau Government-to-Government (G to G), pada kunjungan Presiden Indonesia Joko Widodo serta beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju ke beberapa negara di Afrika pada Agustus 2023.
Nicke menambahkan, melalui penandatangan ini kedua pihak mampu memaksimalkan kesempatan bagi kedua negara, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi baik di Indonesia maupun di Afrika.
"Menjadi harapan bersama bahwa kerjasama ini dapat membawa manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi Pertamina dan negara Indonesia. Karena kita memiliki semangat 'bring the barrels home', artinya ekspansi Pertamina di luar negeri harus membawa manfaat bagi Indonesia," tambah Nicke.
Sementara, Executive Chairman Guma Africa Group Limited Robert Gumede mengungkapkan, penandatanganan menjadi momentum yang baik. Pertamina akan membantu Afrika dalam hal eksplorasi, pengolahan dan melakukan impor produk sumber daya alam, dengan prinsip cost effectiveness dan efisiensi.
“Apa yang sudah Pertamina ajarkan, akan kami lakukan di negara-negara Afrika dimana kami juga memiliki sumber migas dan energi baru terbarukan. Kami sangat senang dengan kerjasama ini karena merupakan kerjasama yang saling menguntungkan,” ujar Gumede.
BACA JUGA:
Untuk informasi, MoU Pertamina dengan GUMA menambah kiprah internasional Pertamina, terutama di Afrika. Pada kunjungan Pertamina ke Afrika sebelumnya, bersama dengan lawatan Presiden Joko Widodo, Pertamina telah menginisiasi kerjasama dengan beberapa mitra bisnis di Afrika untuk pengembangan hulu hingga hilir migas, termasuk energi baru terbarukan seperti panas bumi (geothermal).
Total potensi investasi Pertamina pada kerjasama tersebut diperkirakan mencapai 2,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp40 triliun. Kerjasama ini di antaranya akan dilakukan di Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan.