Bagikan:

JAKARTA – Produk Indonesia kembali menjadi primadona pada pameran internasional The 20th China-ASEAN EXPO (CAEXPO) yang dilaksanakan di Nanning International Convention and Exhibition Center (NICEC), Nanning, China dengan meraup potensi transaksi sebesar Rp106,45 miliar.

Pameran ini digelar secara hibrida, yakni secara luring pada 16 hingga 19 September 2023 dan secara daring hingga September 2024 melalui platform CAEXPO.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan potensi transaksi tersebut terdiri dari penjualan langsung sebesar Rp1,69 miliar. Kemudian sisanya yakni kontrak dagang mencapai Rp104,77 miliar.

“Nilai transaksi ini membuktikan produk Indonesia mampu bersaing di tengah gempuran negara lain di pasar global. Ini juga bukti pemulihan daya beli global pascapandemi COVID-19. Selain itu, nilai transaksi berpotensi meningkat karena masih ada buyer yang akan menindaklanjuti beberapa transaksi pembelian di luar pameran,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu, 27 September.

Selama pameran, makanan olahan menjadi produk primadona Indonesia dan menempati posisi pertama perolehan transaksi di CAEXPO 2023 dengan nilai mencapai Rp96,10 miliar atau 90,28 persen dari total transaksi.

Produk Indonesia lainnya yang berhasil menarik perhatian buyer di antaranya barang konsumsi sebesar Rp8,95 juta (8,41 persen), fesyen dan aksesori sebesar Rp706,74 juta (0,66 persen), furnitur sebesar Rp358,52 juta (0,34 persen), dan dekorasi rumah sebesar Rp333,30 juta (0,31 persen).

Didi mengungkapkan, partispasi pada CAEXPO 2023 selaras dengan strategi peningkatan ekspor Indonesia. Untuk memenangkan ekspor nonmigas di pasar China ini, salah satunya dengan peningkatan diferensiasi produk yang ditawarkan.

Saat ini, sambung Didi, komoditas ekspor utama Indonesia ke China mayoritas berasal dari produk pertambangan dan kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO). Untuk itu, Paviliun Komoditas Indonesia di CAEXPO tahun ini hadir dengan memamerkan berbagai produk potensial di empat zona yaitu makanan dan minuman; aksesori fesyen dan perhiasan; furnitur dan dekorasi rumah; serta barang konsumsi, spa, herbal, dan kecantikan.

“Pada pameran CAEXPO kali ini, kami membawa produk yang memliki potensi besar untuk mendongkrak transaksi di Tiongkok. Beberapa produk tersebut yaitu sarang burung walet, furnitur, produk perhiasan, kerajinan, fesyen, dan makanan olahan. Kami juga membawa produk yang dikenalkan untuk pasar Tiongkok seperti, vanila, tepung tapioka, dan tempe,” jelas Didi.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Merry Maryati menjelaskan, Paviliun City of Charm diisi oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah yang menampilkan ciri khas budaya dengan tema rumah adat Betang, mengangkat potensi investasi, perdagangan, dan pariwisata, serta menyuguhkan seni dan budaya Kalimantan Tengah.

Pada pameran ini, Paviliun Komoditas Indonesia diikuti 49 pelaku usaha yang tampil secara mandiri. Selain itu, paviliun ini juga menampilkan 49 pelaku usaha binaan dari 11 BUMN, serta 8 stan etalase produk potensial Provinsi Kalimantan Tengah.

“Kita patut bangga dengan keberagaman budaya di Indonesia, berbagai atraksi seni, budaya dan peragaan fesyen khas dari pemerintah Kalimantan Tengah berhasil menjadi daya tarik pengunjung Paviliun Indonesia. Diharapkan pemerintah provinsi lain turut berpartisipasi pada perhelatan,” tambah Merry.

Sekadar informasi, CAEXPO 2023 diikuti 1.953 perusahaan yang berasal dari 46 negara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.215 peserta berasal dari Tiongkok, 644 peserta berasal dari ASEAN, dan 94 dari negara di lainnya. Selama gelaran luring berlangsung, CAEXPO dikunjungi sebanyak lebih dari 15.000 orang.

Pada pameran ini, Indonesia menghadirkan 2 paviliun, terdiri atas Paviliun Komoditas yang menempati area seluas 2.160 m2 di aula D15 dan Paviliun Nasional (City of Charm) dengan area seluas 160 m2 di Aula B2.