Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendukung pelaku jasa industri Engineering, Procurement, dan Construction (EPC) atau jasa rancang bangun dan konstruksi industri menjadi salah satu jasa yang sangat dibutuhkan dalam membangun infrastruktur fasilitas pengolahan bahan mentah menjadi beragam produk yang memiliki nilai tambah tinggi.

Terlebih lagi, jasa EPC di Indonesia memiliki peluang yang semakin besar dengan adanya potensi investasi mencapai sebesar 44,9 miliar dolar AS untuk proyek pembangunan industri petrokimia dan 54,64 miliar dolar AS untuk proyek pembangunan industri pengolahan logam.

"Harapannya ke depan, jasa industri dapat memberikan nilai tambah tinggi pada produk hilir dengan cara meningkatnya kualitas penggunaan material dan peralatan, serta teknologi jasa industri sehingga dapat menjadi penunjang utama dalam hilirisasi industri di Indonesia," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kemenperin Doddy Rahadi di Jakarta, Jumat, 15 September.

Doddy menilai, kebijakan hilirisasi dapat meningkatkan pertumbuhan industri nasional guna mendorong peningkatan PDB Indonesia.

"Hilirisasi dinilai menjadi peluang bagi Indonesia untuk meraih kemajuan, dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki, termasuk bahan mineral, hasil perkebunan, hasil kelautan, serta sumber energi baru dan terbarukan (EBT)," ujarnya.

Untuk mengoptimalkan peningkatan nilai tambah dengan mengolah komoditas menjadi produk-produk hilir, Kemenperin melakukan langkah-langkah menghadirkan industri, seperti melalui promosi investasi bagi produk hilir termasuk dengan insentif fiskal dan nonfiskal, perluasan kerja sama internasional untuk mengisi pasar ekspor baru, serta memperkuat kemampuan negosiasi dan posisi dalam upaya menghadapi tekanan dari perdagangan dan diplomasi internasional.

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor transportasi dan pergudangan pada 2022 tumbuh paling tinggi, yakni mencapai hingga 19,87 persen.

Diperkirakan, logistik sektor industri pengolahan menjadi potensi yang paling besar pada 2023 ini.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, hilirisasi industri merupakan salah satu kebijakan yang menjadi fokus sejak awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi)

"Bapak Presiden terus menerus berupaya agar semua nilai tambah tetap berada di Indonesia," ucapnya.