Rating Utang RI Stabil, Kemenkeu: Prospek Pertumbuhan Solid
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) merespon laporan Fitch Ratings baru-baru ini yang mengumumkan afirmasi peringkat kredit Indonesia ‘BBB’ dengan Outlook Stabil. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Suminto mengatakan, Afirmasi ini didukung oleh kinerja ekonomi yang stabil dan prospek pertumbuhan yang solid.

“Kebijakan fiskal yang kredibel dan pengelolaan utang yang hati-hati mendorong kinerja ekonomi Indonesia yang kuat dan stabil dengan prospek pertumbuhan yang solid,” ujarnya seperti yang dilansir laman resmi hari ini, Rabu, 6 September.

Suminto menjelaskan, konsumsi domestik yang kuat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi tahun ini, bahkan di tengah gejolak ekonomi global.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5 persen selama tujuh kuartal terakhir,” tuturnya.

Anak buah Sri Mulyani itu menyampaikan dari sisi fiskal Fitch mengapresiasi defisit fiskal yang telah kembali ke tingkat sebelum pandemi pada 2022 yang menunjukkan komitmen pemerintah Indonesia menjaga keseimbangan fiskal.

“Kebijakan fiskal yang terukur diharapkan akan menjaga defisit dan utang pada tingkat yang terkelola dengan baik,” tegasnya.

Selain itu, sambung Suminto, Fitch juga mengharapkan pemerintah berupaya meningkatkan pendapatan meskipun dihadapkan pada tantangan penurunan harga komoditas.

Lebih lanjut, Suminto menyebut di tengah perubahan situasi pada neraca transaksi berjalan Indonesia yang negatif pada kuartal kedua 2023 sebesar 0,6 persen, Fitch memproyeksikan defisit tersebut akan meningkat menjadi 0,9 persen pada tahun 2024 dan 1,5 persen pada tahun 2025.

“Fitch melihat potensi peningkatan investasi langsung asing secara bertahap terutama di sektor kendaraan listrik dan manufaktur, yang dapat mengurangi kerentanan neraca pembayaran dan mendukung penurunan defisit neraca transaksi berjalan,” imbuhnya.

Kemudian, Fitch memandang baik atas penurunan ketergantungan pada utang dalam mata uang asing. Hal tersebut telah mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar karena investor asing yang semakin tertarik pada obligasi pemerintah Indonesia telah meningkatkan stabilitas keuangan negara.

Adapun, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat pada tingkat 5,2 persen pada tahun 2024 dan 5 persen pada tahun 2025.

“Di tengah tantangan global yang masih dinamis, pemerintah akan terus memastikan pemulihan ekonomi terjaga melalui peran APBN yang solid, percepatan reformasi struktural, serta sinergi antar lembaga yang kuat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kuat, inklusif, dan berkelanjutan,” tutup Suminto.