JAKARTA – PT Angkasa Pura I (AP I) bersama dengan instansi stakeholder terkait secara resmi mengimplementasikan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi operasional penerbangan.
Pelaksanaan go-live A-CDM dilaksanakan pada hari , bertempat di ruang Airport Operation Command Center (AOCC) Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, serta melibatkan sejumlah instansi terkait di bidang penerbangan, yakni Direktorat Bandar Udara dan Direktorat Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan, Perum LPPNPI (AirNav Indonesia), maskapai penerbangan, serta ground handling.
Melalui implementasi A-CDM, AP I bersama stakeholder terkait mulai dari maskapai penerbangan, penyedia jasa navigasi penerbangan (AirNav Indonesia), ground handling, serta instansi lainnya akan berkolaborasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen operasional penerbangan dengan mengedepankan aspek safety, security, services, and compliance (3S+1C).
Direktur Operasi PT Angkasa Pura I MMA Indah Preastuty menyatakan, implementasi A-CDM akan berkontribusi positif terhadap manajemen operasional penerbangan di bandara.
“Dengan kondisi di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sangat padat, sistem ini akan sangat membantu terkait utilisasi kapasitas apron dan runway. Dengan manajemen operasional yang baik, akan sangat memberikan manfaat positif terhadap maskapai penerbangan, utamanya pengaturan slot yang akan lebih optimal,” katanya dalam keterengan resmi, Jumat, 25 Agustus.
Indah mengatakan implementasi A-CDM juga akan sangat memberikan dampak positif terhadap optimalisasi fasilitas pendukung penerbangan serta SDM, dikarenakan alur informasi antara stakeholder yang sudah saling terhubung secara optimal.
Kata Indah, implementasi A-CDM ditujukan untuk dapat berkontribusi secara langsung dalam peningkatan arus lalu lintas dan manajemen kapasitas trafik angkutan udara atau Air Traffic Flow and Capacity Management (ATFCM) sehingga dapat meningkatkan ketepatan waktu penerbangan (On-Time Performance atau OTP).
Lebih lanjut, Indah mengatakan tujuannya juga mengurangi risiko keterlambatan penerbangan atau delay, serta mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur dan SDM operasional penerbangan.
Penerapan A-CDM di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sebelumnya didahului dengan penandatanganan dokumen perjanjian kerja sama (PKS) dan Supplementary Letter of Operational Coordination Agreement (LOCA) antara AP1 dengan AirNav Indonesia terkait pertukaran data dan informasi dalam rangka implementasi A-CDM.
Indah mengatakan AP I juga telah melaksanakan sosialisasi kepada maskapai penerbangan dan ground handling, pelatihan pengoperasian sistem A-CDM, serta integrasi sistem dengan AirNav.
“Langkah-langkah persiapan implementasi A-CDM juga melibatkan Kementerian Perhubungan, melalui asistensi yang diberikan oleh Direktorat Navigasi Penerbangan dan Direktorat Bandar Udara,” ujarnya.
Dalam dunia penerbangan, A-CDM diatur oleh organisasi penerbangan dunia ICAO melalui ICAO Document 9971.
BACA JUGA:
Melalui implementasi A-CDM di bandara, pertukaran data dan informasi terkait penerbangan antarinstansi akan berlangsung secara lebih optimal, sehingga akan berdampak positif terhadap kelancaran alur komunikasi antara pengelola bandara dengan penyedia jasa navigasi penerbangan.
"Kami juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh instansi stakeholder terkait atas kolaborasi implementasi A-CDM di bandara AP1. Pada akhirnya, implementasi A-CDM ini ditujukan untuk mewujudkan seamless operation sehingga akan berdampak langsung terhadap peningkatan layanan kepada seluruh pengguna jasa bandara,” pungkas Indah.