JAKARTA - PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk (RMKO IJ) mencatatkan peningkatan yang signifikan pada laba bersih di 6 bulan pertama tahun 2023.
RMKO yang baru melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini berhasil meraup Rp16,2
miliar atau melesat sebesar 150,9 persen.
Direktur Operasional perseroan, William Saputra menambahkan, perseroan juga berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp134,4 miliar atau meningkat secara signifikan sebesar 113,9 persen year on year (yoy).
"Pertumbuhan pendapatan usaha tersebut berasal dari pertumbuhan pendapatan segmen jasa pertambangan dan penyewaan alat berat yang masing-masing memiliki kontribusi sebesar 76 persen dan 24 persen," ujarnya kepada media, Senin, 21 Agustus.
Ia merinci, berdasarkan laporan keuangan in-house Juni 2023, perseroan mencatatkan pendapatan usaha dari segmen jasa pertambangan sebesar Rp102,2 miliar atau meningkat sebesar 121,1 persen yoy.
Kenaikan pendapatan tersebut didukung oleh kenaikan volume OB removal yang meningkat sebesar 56,6 persen yoy menjadi 1,4 juta Bcm. Selain peningkatan OB removal, jumlah produksi batubara dan muatan Train Loading System (TLS) juga meningkat masing-masing sebesar 45,7 persen yoy dan 40,2 persen yoy.
"Selain itu, perseroan juga berhasil mencatatkan pendapatan usaha dari segmen jasa penyewaan alat berat pertambangan sebesar Rp32,2 miliar atau meningkat sebesar 94,1 persen yoy.
Lebih jauh, William menambahkan, jika perseroan juga mengoptimalkan biaya dengan efisiensi penggunaan bahan bakar pada kegiatan operasionalnya.
"Hingga periode Juni 2023 perseroan telah menggunakan bahan bakar sebesar 624.500 liter, atau meningkat sebesar 16,9 persen yoy seiring pertumbuhan volume muatan kereta dengan TLS," beber William.
Meski demikian, kata dia, perseroan dapat mengurangi rasio penggunaan bahan bakar per MT batubara yang dimuat dengan TLS dari 1,18 liter per MT pada tahun lalu menjadi 0,98 liter per MT pada tahun ini atau lebih efisien sebesar 16,6 persen yoy.
Sementara itu, aset perseroan tumbuh sebesar 88,7 persen pada Juni 2023 karena peningkatan aset alat berat pertambangan yang sebagian besar dibiayai dari aktivitas pendanaan.
"Hal ini menyebabkan liabilitas perseroan meningkat sebesar 164,6 persen pada periode yang sama menjadi Rp303,6 miliar," lanjut WIlliam.
Untuk memastikan keberlangsungan usaha dengan penerapan tata kelola yang baik, William menambahkan jika perseroan berupaya menjaga rasio keuangan sesuai dengan ketentuan kredit.
BACA JUGA:
Hingga Juni 2023, perseroan telah memenuhi semua ketentuan rasio keuangan kredit dengan rasio DER dan EBITDA perseroan masing-masing mencapai 2,3 kali dan 9,8 kali.
Selain itu, seiring dengan peningkatan laba bersih usaha, modal perseroan juga meningkat sebesar 13,9 persen pada periode yang sama.
"Kinerja operasional perseroan pada semester pertama tahun ini masih tumbuh dengan baik di tengah tantangan normalisasi harga dan cuaca yang kurang mendukung. Secara rata-rata, perseroan telah mencapai kurang lebih 40 persen target operasional tahun 2023 pada semester pertama tahun ini," pungkas William.