JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengoptimalkan produksi benih ikan gabus haruan untuk mendukung produktivitas pembudidaya di Kalimantan Selatan.
"Agar produksi ikan gabus haruan bisa meningkat, salah satu yang menjadi poin utama yaitu budi daya sesuai dengan kaidah kaidah Best Aquaculture Practices (BAP) atau Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) dan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB)," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Tb Haeru Rahayu dikutip dari laman resmi KKP, Sabtu, 12 Agustus.
Katanya, ikan gabus mempunyai nilai ekonomi tinggi, dan pasarnya relatif terbuka. Sebagian besar masyarakat Kalimantan Selatan gemar mengonsumsi ikan air tawar tersebut.
"Pendampingan ke masyarakat pembudidaya ikan gabus haruan secara berkala terus dilakukan. Terpenting juga KKP akan terus mendukung suplai benih berkualitas melalui penataan sistem logistik benih di sentra produksi budi daya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin Evalawati menyebut, produksi benih haruan masih terus dikebut untuk mendukung pembudidaya di wilayah kerjanya.
Selain benih, kata Evalawati, bentuk dukungan lain yang diberikan kepada kelompok pembudidaya, yaitu bimbingan teknis tentang budidaya perikanan, juga bantuan sarana dan prasarana pendukung kegiatan pembenihan ikan.
"Tahun 2023 ini target hibah benih ikan gabus haruan sebanyak 66.315 ekor, dengan target produksi sekitar 316.000 ekor. Meningkat dibanding 2022, serta didistribusi sebanyak 51.000 ekor benih dengan total produksi sebesar 293.250 ekor," tuturnya.
BACA JUGA:
Evalawati menjelaskan, bantuan benih maupun calon induk yang berkualitas tersebut digelontorkan juga dalam rangka mendukung peningkatan produksi perikanan budi daya dan menambah stok sumber daya ikan di perairan.
Salah satu penerima manfaat bantuan benih ikan gabus haruan, Rahmat Triadi, mengaku sangat senang mendapatkan bantuan benih ikan gabus haruan dari BPBAT Mandiangin.
Menurut Rahmat, benih ikan gabus haruan yang diberikan tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan yang cepat dibandingkan dengan benih yang dihasilkan oleh induk ikan gabus dari alam. Selain itu, tingkat kelulusan hidup benih ikan gabus haruan dari KKP juga tinggi.
Dia menilai, rendahnya tingkat kelulusan hidup benih yang dihasilkan dari induk alam dikarenakan benihnya sulit beradaptasi dengan lingkungan maupun makanan yang diberikan. Hal ini berbeda dengan benih gabus haruan dari BPBAT Mandiangin yang lebih adaptif dan mudah menerima pakan pelet.
"Jadi, adanya bantuan benih ikan gabus yang diberikan oleh pemerintah ini sangat membantu sekali. Apalagi untuk usaha budi daya ikan gabus ini sangat bagus," ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong jajarannya agar terus mengembangkan potensi budi daya ikan lokal, termasuk ikan gabus haruan seperti yang sudah dilakukan di BPBAT Mandiangin.
Sebab, selain memiliki nilai ekonomis tinggi juga sejalan dengan visi KKP dalam membangun kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat.