ABB dan Anak Usaha PLN Kerja Sama Pengembangan Infrastruktur SPKLU di Indonesia
Ilustrasi SPKLU (Foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - ABB menggandeng anak usaha PT PLN (Persero), Haleyora Power untuk pengembangan infrastruktur pengisi daya kendaraan listrik di Indonesia.

Penandatanganan ini dilakukan oleh Presiden Direktur & Country Holding Officer PT ABB Sakti Industri Gerard Chan, Region Leader Asia Pasifik, ABB E-Mobility Pte. Ltd WeeJin Lee dan PLT Direktur Utama PT Haleyora Power, Isral.

Presiden Direktur & Country Holding Officer PT ABB Sakti Industri Gerard Chan mengungkapkan, Nota Kesepahaman ini menekankan komitmen bersama untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam percepatan program kendaraan listrik nasional.

"Sinergi ini tentunya akan membantu perwujudan e-mobilitas yang tidak hanya cerdas, namun juga andal dan bebas emisi untuk seluruh masyarakat Indonesia," ujarnya dalam sambutannya, Rabu, 2 Agustus.

Adapun kerja sama ini mencakup pengembangan layanan perangkat pengisi daya kendaraan listrik (charger), studi komprehensif, penyediaan charger, pengembangan kompetensi personel dan pendirian pusat layanan (service center) termasuk dukungan purna jual charger.

Sementara itu Region Leader Asia Pasifik, ABB E-Mobility Pte. Ltd WeeJin Lee menjelaskan transportasi menyumbang sekitar 27-29 persen emisi CO2 secara global, sehingga kami melihat pentingnya untuk terus beru-paya dalam mewujudkan target emisi nol.

"ABB E-mobility akan terus mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya mewujudukan ekosistem infrastruktur pengisi daya yang andal," imbuh WeeJin.

Ia juga menekankan pentingnya perangkat daya yang mengikuti standar demi keamanan dan kenyamanan pengguna ketika melakukan pengisian.

Hadir dalam kesempatan yang sama Plt. Direktur Utama Haleyora Power, Isral mengungkapkan bahwa PLN mendukung target pemerintah untuk menjadi produsen kendaraan listrik terbesar di Asia Tenggara pada 2025.

Untuk itu, Haleyora Power terus bergerak menjalin sinergi bisnis dengan semua pihak untuk mendukung pengembangan eksosistem kendaraan listrik.

Menurutnya penandatanganan MoU ini sebagai langkah penting dalam kolaborasi yang lebih kuat antara Haleyora Power dan ABB Indonesia untuk pengembangan infrastruktur pengisi daya kendaraan listrik di Indonesia.

"Hal ini juga menekankan komitmen kami terhadap pemerintah Indonesia dalam mendukung program net zero emission (ZRE)," ucap Irsal.

Asal tahu saja, pemerintah menargetkan sejumlah 2,1 juta motor listrik dan 20 ribu kendaraan listrik sudah beroperasi pada 2025.

Peningkatan jumlah kendaraan listrik tersebut tentu harus dibarengi dengan infrastruktur pendukung seperti layanan pengisian daya.

"Dalam kontek inilah, kata Isral, MoU antara Haleyora Power dengan ABB menjadi pondasi penting," pungkas Irsal.