Bagikan:

JAKARTA - Komisaris Utama PT Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menegaskan bahwa tujuan utama Pertamina Hulu Energi (PHE) melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) adalah untuk mencari mitra strategis atau strategic partner.

Lebih lanjut, Ahok menegaskan, tujuan utama IPO anak usaha Pertamina bukan untuk mencari tambahan dana.

“Kan prinsip kita mau cari strategic partner sebenarnya. Kalau bisa dapat strategic partner, baru IPO juga boleh,” kata Ahok saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa, 18 Juli.

Pertamina sebagai induk memang menargetkan PHE bisa melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Namun, Ahok mengatakan IPO PHE tidak terburu-buru karena bukan hal yang mendesak.

“Kita targetnya sih (IPO) tahun ini. Tapi kalau tahun ini gak bisa dapat partner yang bagus, kan gak mendesak juga, kan bukan butuh duit kan. Kita gak butuh duit kan,” ujar Ahok.

Dalam prosesnya, sambung Ahok, mencari mitra strategis bisa dari mana saja, termasuk dengan bantuan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA). Kriteria mitra strategis yang dicari adalah yang bisa membawa nilai tambah bagi bisnis PHE, hingga teknologi.

“Kita bisa kontak INA juga. Jadi prinsipnya kita itu bukan soal cari uang sebenarnya BUMN itu IPO, kita ingin dapat strategic partner, kita ingin bikin lebih transparan. Kita ingin partner itu yang bawa nilai tambah, bawa teknologi, bawa uang. Kan itu tujuannya,” jelas Ahok.

Terkait dengan IPO, Ahok mengatakan, masih ada kendala di regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di mana jumlah saham yang dilepas ke publik minimal 7,5 persen.

“Kan dari OJK kan 7,5 persen atau berapa, kan besar banget nih nilainya. Kalau memang gak bisa capai seperti itu, mungkin kita sesuai dengan dari konsultan, saya gak tahu dari Pak Wamen atau Pak Menteri seperti apa ya, putusannya ya,” ujar Ahok.