JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyambut positif laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 3,45 miliar dolar AS pada Juni 2023.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan bahwa torehan itu lebih baik dibandingkan dengan Mei 2023 yang mencatatkan surplus 430 juta dolar AS.
“Bank Indonesia memandang perkembangan ini positif bagi upaya untuk terus menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” ujarnya dalam siaran pers hari ini, Senin, 17 Juli.
Erwin menjelaskan, surplus neraca perdagangan Juni 2023 terutama didorong oleh peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas. Disebutkan bahwa surplus neraca perdagangan nonmigas tercatat sebesar 4,42 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus nonmigas bulan sebelumnya sebesar 2,25 miliar dolar AS.
“Ekspor nonmigas tetap tinggi terutama bersumber dari peningkatan ekspor komoditas berbasis sumber daya alam seperti CPO dan besi baja seiring harga komoditas global yang masih tinggi,” tuturnya.
Erwin menambahkan, ekspor nonmigas beberapa produk manufaktur juga tercatat meningkat, seperti ampas dan sisa industri makanan serta bahan kimia anorganik.
Berdasarkan negara tujuan, ekspor nonmigas ke China, Amerika Serikat, dan Jepang tetap merupakan kontributor utama terhadap total ekspor Indonesia.
BACA JUGA:
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas tercatat menurun dari 1,83 miliar dolar AS pada Mei 2023 menjadi 960 juta dolar AS pada Juni 2023 sejalan dengan meningkatnya ekspor minyak mentah dan hasil minyak.
“Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna terus meningkatkan ketahanan eksternal dan mendukung pemulihan ekonomi nasional,” tutup Erwin.