Bagikan:

JAKARTA - PT PLN (Persero) meraih pendapatan penjualan tenaga listrik sebesar Rp311,1 triliun di tahun 2022.

Pendapatan ini tumbuh sebesar 7,7 persen dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp288,9 triliun di tahun 2021.

Pendapatan ini ditopang oleh peningkatan penjuaan listrik sebesar 6,3 persen dari 257,6 Terrawatt hour (TWh) pada tahun 2021 menjadi 273,8 TWh pada tahun 2022.

Perseroan juga membukukan laba sebesar Rp14,4 triliun pada tahun 2022 dan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah PLN.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menjelaskan capaian yang diperoleh dalam situasi pemulihan pascapandemi ini, merupakan buah dari perubahan cara pandang pengembangan bisnis.

“Kami mengubah model layanan yang sebelumnya pasif, statis dan kaku menjadi model bisnis yang aktif, dinamis, dan agile,” terang Darmawan dalam keterangan resmi, Rabu 3 Mei.

PLN juga menghadirkan inovasi melalui program electrifying agriculture, electrifying marine, dan penyediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Program ekstensifikasi ini tidak hanya berhasil mengubah gaya hidup dari konvensional menjadi modern berbasis listrik yang jauh lebih efisien dan ramah lingkungan, namun juga menyumbang penjualan listrik perseroan sebesar 5,13 TWh atau setara Rp5,9 triliun.

PLN juga membangun ekosistem ketenagalistrikan yang baru melalui skema co-investment dengan mitra strategis untuk mempercepat penetrasi pasar agar bisa menghadirkan listrik sesuai dengan kebutuhan industri.

Lewat program akuisisi captive power, PLN juga berhasil mengajak banyak pelanggan bisnis dan industri beralih dari penggunaan pembangkit listriknya sendiri ke PLN. Program ini berhasil menyumbang penjualan sebesar 2,68 TWh atau sekitar Rp2,7 triliun.

“Meski sejak tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dunia diproyeksikan melambat, ekonomi Indonesia justru tumbuh 5,3 persen. Bahkan konsumsi listrik segmen industri besar meningkat 24,54 persen dan bisnis besar meningkat 22,47 persen. Pertumbuhan konsumsi ini menunjukkan kebangkitan ekonomi di tanah air, terutama pada sektor bisnis dan industri,” kata Darmawan.