Bulog Bidik Lima Negara untuk Datangkan Beras Impor
Ilustrasi Beras (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) membidik lima negara yang akan dijadikan mitra importir untuk menjalakan penugasan impor beras 2 juta ton hingga Desember 2023. Adapun izin impor ini sudah dikantongi Bulog.

Adapun negara yang dibidik merupakan negara yang sebelumnya juga sudah menjadi mitra Bulog untuk penugasan impor di 2022. Salah satunya adalah Myanmar.

“Produksi negara itu ada Myanmar, Vietnam, Thailand, Pakistan dan India,” ujar Direktur Utama Bulog, Budi Waseso di Komplek Pergudangan Bulog Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis, 6 April.

Buwas sapaan akrab Budi Waseso mengatakan pihaknya belum melakukan kontrak kerja dengan kelima negara ini. Kata dia, kuota impor akan disesuaikan terlebih dahulu dengan kebutuhan di dalam negeri.

“Belum kita kontrak, kita ikuti perkembangan-perkembangan. Karena kalau sudah ada kontrak mau nggak mau harus kita datangkan. Nanti kalau kita datangkan tapi kita nggak perlu gimana? Nah masalah lagi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Buwas mengatakan kontrak kerja sama dengan lima negara mitra akan dilakukan secara bertahap. Dimana impor 2 juta ton beras tersebut mempertimbangkan pasokan atau serapan beras di Tanah Air. Khususnya, di saat panen raya tahun ini.

“Kita enggak bisa kontrak sebanyak itu, artinya bertahap. Jadi kalau nanti prediksi neraca pangan seperti apa, nanti Pak Arief Kepala Bapanas 'bilang oh ini kita butuh untuk bulan depan' umpamanya kan 100.000 (ton), ya kita datangkan 100.000 gitu,” ujarnya.

Sekadar informasi, hingga saat ini kontrak kerja sama dengan lima negara masih berupa rencana alias belum menghasilkan kesepakatan. Termasuk, jumlah beras yang nantinya dipasok ke Indonesia.

Meski begitu, Buwas mengatakn sudah menghitung bahwa dari proses pengapalan barang (shipping) hingga pengiriman beras negara mitra ke Tanah Air bisa memakan waktu 10-15 hari, tergantung cuaca alam.

“Kurang lebih 10 hari, kalau dari India tergantung, bisa 15 hari, tergantung kesiapan negara itu yakan, mereka kan mengarungi (beras dulu) kita kan juga ada tim survey di sana memastikan yang akan dikirim seperti apa,” katanya.