Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melanjutkan pembangunan Jalan Perbatasan Papua sebagai salah satu upaya untuk memperkuat teritorial perbatasan antara Republik Indonesia (RI) dengan Papua Nugini (PNG) sepanjang 1.098,33 Km.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, pembangunan Jalan Perbatasan Papua terbagi menjadi tiga segmen, yaitu Segmen 1 Jayapura-Arso-Waris-Yeti sepanjang 127,56 Km, Segmen 2 Yeti-Ubrub-Oksibil sepanjang 302,36 Km, dan Segmen 3 Oksibil-Tanah Merah-Muting-Merauke sepanjang 668,41 Km.

"Saat ini, progres fisik pembangunan Segmen 1 Jayapura-Arso-Waris-Yeti telah mencapai 100 persen. Sementara, Segmen 2 Yeti-Ubrub-Oksibil telah mencapai 49,10 persen. Untuk Segmen 3 Oksibil-Tanah Merah-Muting-Merauke telah mencapai 87.02 persen, sehingga total jalan perbatasan di Papua yang sudah terbangun sepanjang 944.44 km," ujar Hedy dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 31 Maret.

Pelaksanaan pembangunan jalan perbatasan Papua pada Segmen 1-3 telah dilakukan sejak 2015-2022 dengan anggaran sebesar Rp1,283 triliun dan ditargetkan penyelesaian pembangunan secara bertahap dengan target selesai pada akhir 2024, yaitu Jalan Hutan sepanjang 146,79 KM, Jalan Tanah sepanjang 181,86 KM, dan Jalan Aspal sepanjang 769,68 KM.

"Selain memperkuat teritorial perbatasan antar negara, pembangunan Jalan Perbatasan Papua ini bertujuan untuk membuka keterisolasian dan memperlancar konektivitas pusat ekonomi wilayah, sehingga memudahkan transportasi barang dan manusia yang akan berdampak pada penurunan harga barang dan jasa di Papua," jelas Hedy.

Hedy menyebut, kehadiran jalan perbatasan dan akses menuju perbatasan diharapkan dapat membuka keterisolasian wilayah yang sangat membantu masyarakat di daerah perbatasan.

"Dengan terbangunnya infrastruktur jalan, kebutuhan pokok akan dapat diperoleh dengan lebih mudah dan murah, sehingga mengurangi kesenjangan antar wilayah di Indonesia," tandasnya.

Hingga saat ini, pembangunan jalan perbatasan masih menjadi prioritas pemerintah. Kementerian PUPR menargetkan 3.707 Km pembangunan jalan perbatasan di seluruh Indonesia, seperti di Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua dapat selesai hingga akhir 2024.

Adapun target kondisi konstruksi jalan perbatasan, yaitu perkerasan aspal sepanjang 1.717,66 Km, agregat 434,97 KM, tanah 1.000,11 KM, serta kemungkinan menyisakan 198,84 KM berupa hutan.