Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah membangun stasiun baru di kawasan Tanah Abang. Pembangunan ini guna menyelesaikan permasalahan kepadatan di Stasiun Tanah Abang saat ini.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI pun sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan stasiun baru di Tanah Abang. Lahan tersebut sangat berdekatan dengan Stasiun Tanah Abang saat ini. Bahkan dapat dilihat langsung dari peron 2 maupun 3.

Adapun lahan yang akan digunakan tersebut sebelumnya juga pernah dijadikan depo kecil kereta api.

KAI sendiri sudah membenarkan bahwa lahan tersebut yang akan digunakan untuk pembangunan stasiun baru di kawasan Tanah Abang.

“Betul, lahan itu yang akan dibangun oleh DJKA Kemenhub menjadi stasiun baru menggunakan lahan eks depo,“ ujar Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta, Eva Chairunisa saat dihubungi VOI, Minggu, 12 Maret.

Namun sayang, Eva enggan menjelaskan secara rinci soal pengerjaan stasiun baru Tanah Abang tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan KAI sudah menyiapkan 4 hektare lahan di kawasan Tanah Abang untuk untuk di jadikan stasiun baru Tanah Abang.

“Pak Gubernur sampaikan, kan Kemenhub punya tanah empat hektare, jadi Pak gubernur minta itu pakai stasiun sentral atau stasiun pengganti,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Balai Kota Jakarta, Selasa, 7 Februari.

Budi menyebut pengembangan stasiun sentral itu rencananya berada sekitar 500 meter dari lokasi Stasiun Tanah Abang dan ditargetkan akan menjadi salah satu ikon baru transportasi di Jakarta.

Menhub juga meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memperbaiki lingkungan di sekitar stasiun Tanah Abang misalnya penataan bangunan dan taman.

“Tanah Abang ini memang sesuatu, karena lalu lintasnya terbagi dua, satu akan ke Tanah Abang dan yang lain mereka yang akan ke arah perkantoran,” ucap Menhub.

Rencananya, Stasiun Tanah Abang akan menambah jalur dari empat menjadi enam jalur rel kereta. Tujuannya untuk mengakomodasi kepadatan penumpang kereta dan operasional KRL.