JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menargetkan pembangunan konstruksi Bandara Rokot selesai pada akhir Maret 2023 mendatang.
Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Maria Kristi Endah Murni usai melakukan kunjungan kerja ke Bandara Rokot di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
“Mudah-mudahan dapat selesai akhir Maret 2023 ini, pembangunan harus rampung sesuai target yang ditentukan,” ujar Kristi dalam keterangan resmi, Kamis, 2 Maret.
Kristi berharap, setelah dilakukan verifikasi, flight calibration, publikasi AIC dan persyaratan teknis lainnya, Bandara Rokot yang baru sudah bisa melayani penerbangan dengan pesawat ATR 72.
“Bandara Rokot yang baru ini memiliki runway 1500 x 30 meter, sehingga nantinya akan mampu di darati pesawat ATR 72 dengan kapasitas penumpang sekitar 70 orang,” ucapnya.
Untuk sisi darat telah dibangun terminal seluas 1.610m2 dan beberapa fasilitas pendukung seperti Gedung Kantor, Gedung PKP-PK, Terminal Kargo, Gedung Operasional seperti Power House dan Rumah Pompa, halaman parkir dan jalan lingkungan.
Kristi menjelaskan bahwa pembangunan bandara baru ini akan menggantikan bandara eksisting yaitu Bandara Rokot Sipora, yang saat ini hanya memiliki panjang landas pacu atau runway 850 meter. Sehingga, hanya dapat didarati pesawat jenis propeler Grand Caravan.
Saat ini penerbangan yang beroperasi melayani rute angkutan udara perintis dengan rute penerbangan Bandara Minangkabau-Rokot PP, menggunakan jenis pesawat Grand Caravan yang dioperasikan oleh maskapai Susi Air dengan frekuensi dua kali dalam seminggu.
Kristi mengatakan pembangunan bandara ini sebagai upaya untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah di sekitar Kepulauan Mentawai, sehingga diharapkan dapat meningkatkan sektor pariwisata di kepulauan yang terkenal dengan ombak yang diburu para penggemar olahraga surfing di dunia ini.
BACA JUGA:
“Selain itu bandara ini juga merupakan bandara mitigasi bencana, karena kita ketahui sering terjadi bencana alam seperti gempa di Kepulauan Mentawai. Jadi diharapkan pengembangan bandara ini dapat didarati pesawat yang lebih besar guna mitigasi bencana,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kristi berharap agar sinergi antara Pemerintah Daerah, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan stakeholders penerbangan terus terjalin, agar konektivitas dan kebutuhan masyarakat di wilayah 3TP dapat terpenuhi serta proses mitigasi bencana dapat berjalan dengan baik.
Dalam kesempatan yang sama, PJ.Bupati Kepulauan Mentawai Martinus Dahlan menyampaikan ungkapan terima kasih atas dukungan Direktur Jenderal Perhubungan Udara yang secara langsung memantau proses pengembangan bandara. Ia juga berharap pengembangan Bandara Rokot bisa selesai sesuai target waktu yang ditentukan.
“Masuknya pesawat ATR dengan kapasitas tempat duduk yang lebih banyak, tentu saja akan berdampak langsung terhadap sektor perekonomian, mendukung UMKM serta peningkatkan kunjungan pariwisata baik dari dalam negeri maupun wisatawan mancanegara di Kepulauan Mentawai,” ujar Martinus.