JAKARTA - Konsultan properti Knight Frank Indonesia mengungkapkan proyek pembangunan hunian vertikal yang terintegrasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dapat menjadi arahan untuk membangun kota secara terpadu (compact city) bagi wilayah-wilayah lainnya di Indonesia.
"Saya rasa ketika pembangunan hunian vertikal yang terintegrasi dengan sarana dan prasarana lainnya maka itu menjadi salah satu arahan bagi kita untuk membangun kota secara terpadu," ujar Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat atau disapa Sari, dikutip dari Antara, Kamis 23 Februari.
Menurut Sari, tujuan akhir dari pembangunan kota terpadu adalah efisiensi dari kota tersebut sehingga mobilitas dapat dikendalikan, di mana ruang-ruang yang terintegrasi antara fungsi permukiman dengan komersial serta fungsi-fungsi pendukungnya.
"Tentu saja dengan efisiensi ini maka diharapkan produktivitas daripada penghuni kota tetap tercapai dengan baik," katanya.
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara, Pembangunan perumahan di IKN menerapkan konsep transformasi bermukim, di antaranya dengan perubahan cara pandang dalam berhuni di lahan yang lebih efektif dan efisien.
Pertama melalui cara tinggal di hunian vertikal sehingga akan tercipta hunian dengan kepadatan ideal. Kedua, tinggal di kawasan kompak semua kebutuhan terlayani dan dapat diakses dengan cepat dan mudah dijangkau, dan terakhir menerapkan teknologi cerdas dalam kehidupan (smart living) untuk meningkatkan kenyamanan penghuni sekaligus menerapkan prinsip hidup berkelanjutan.
BACA JUGA:
Ketiga hal tersebut akan berimplikasi positif pada tersedianya ruang-ruang, terbuka untuk publik ataupun lingkungan yang lebih luas jika dibandingkan kondisi di kota-kota besar saat ini.
Konsep pembangunan perumahan di IKN mengikuti rencana fungsi tata ruang yang meliputi kawasan fungsi campuran (mixed-used) dan heterogenitas demografi di Ibu Kota Nusantara. Kawasan fungsi campuran mengacu pada penciptaan berbagai kegiatan dan fungsi dalam satu area lingkungan binaan (built environment).
Heterogenitas demografi mengacu pada penciptaan percampuran penduduk berdasarkan karakteristik seperti usia, pekerjaan, pendapatan, etnis, dan ras.