JAKARTA - SKK Migas, Badak LNG dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) penghasil gas Kalimantan Timur menandatangani Bontang Processing Agreement (BPA).
Dengan penandatanganan ini, maka pengolahan gas bumi dari berbagai penghasil gas menjadi liquefied natural gas (LNG) dan Liquefied petroleum gas (LPG) memiliki kepastian hukum yang lebih baik.
Dalam sambutannya, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto memberikan apresiasi kepada seluruh pihak, terutama Pertamina yang telah memberikan dukungan kepada Badak LNG atas ditandatanganinya perjanjian ini.
“Kerjasama dan niat baik yang telah ditunjukkan selama ini. Dengan kerjasama yang baik tersebut akhirnya terdapat underlying document yang resmi, mengenai kegiatan pemrosesan Gas di Kilang LNG Badak sebagai tindak lanjut atas penetapan Menteri Keuangan,” kata Dwi Soetjipto dalam keterangan kepada media, Selasa 14 Februari.
Dwi menambahkan, dengan ditandatanganinya perjanjian ini, maka tidak hanya dapat menjadi payung hukum bagi para pihak, namun juga dapat memberikan kepastian investasi khususnya dalam pelaksanaan operasional serta sebagai implementasi dari prinsip tata kelola hulu migas yang baik.
Menurut Dwi, Kilang LNG Badak, memegang peranan yang sangat krusial dalam upaya pencapaian lifting gas nasional, dimana pada tahun 2022 sekitar 41 persen dari volume produksi LNG nasional atau sebesar 81 kargo diproses di Kilang LNG Badak. Dan dari penjualan LNG tersebut, mampu menghasilkan penerimaan negara sebesar 2,76 miliar dolar AS atau sekitar Rp41 triliun.
Pada kesempatan tersebut Dwi juga meminta PT Badak LNG untuk melakukan upaya efisiensi penggunaan gas (own use) untuk operasional kilang LNG sehingga penerimaan negara dapat lebih dioptimalkan.
Sementara itu, Direktur Utama, Pertamina Nicke Widyawati mengucapkan terimakasih kepada SKK Migas karena selalu mendorong peningkatan produksi migas di hulu, sehingga kemandirian energi dapat ditingkatkan bersama, untuk itu menurutnya Kilang LNG Bontang harus dioperasikan secara optimal dan efisien.
Menurut Nicke, ke depan, peran gas sangat penting dalam transisi energi.
“Kita memerlukan transisi energi yang sifatnya handal yaitu gas dan kita memiliki potensi gas yang masih bisa kita tingkatkan,” kata Nicke.
Saat ini, lanjut Nicke, kebutuhan gas terus mengalami peningkatan, baik dari industri, rumah tangga dan transportasi. Dan upaya pemerintah menuju net zero emission juga harus terus didukung.
Pada kesempatan yang sama, President Director & CEO Badak LNG Gema Iriandus Pahalawan juga turut menyampaikan terima kasihnya kepada para pihak yang terus mempercayakan pengelolaan Kilang LNG Bontang kepada PT Badak NGL.
"Terima kasih, kami akan memanfaatkan amanah ini sebaik-baiknya dan bekerja bersama untuk mewujudkan kemandirian energi," tutup Gema.