Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meninjau langsung lokasi banjir yang menggenangi beberapa wilayah di Kudus, Jepara, dan Pati, Jawa Tengah, pada Kamis, 12 Januari.

Basuki menyebut, program pertama yang disiapkan untuk penanganan banjir di Kudus adalah peningkatan kapasitas Rumah Pompa Drainase yang masuk ke sungai Wulan.

"Kapasitas pompanya akan kami tingkatkan 10 kali lipat dari 500 liter/detik menjadi 4.500 atau 5.000 liter/detik untuk menangani banjir kawasan seluas sekitar 9 km². Pekerjaannya akan dimulai dan juga selesai tahun ini, tanpa memperluas rumah pompa yang ada saat ini, sehingga tidak perlu pembebasan lahan," katanya dalam siaran pers, dikutip pada Jumat, 13 Januari.

Selanjutnya, kata Basuki, pada tahun ini juga akan segera dimulai pekerjaan normalisasi Sungai Wulan sepanjang 47 km.

"Kami sudah programkan normalisasi Sungai Wulan. Ini baru proses lelang/tender dengan perkiraan kebutuhan anggaran sebsar Rp1,4 triliun dengan perkiraan penyelesaian pekerjaan selama dua tahun," ujarnya.

Selain Sungai Wulan, lanjut Basuki, pihaknya juga akan menyelesaikan normalisasi Serang Wulan Drainase 1 (SWD 1) dan Sungai Serang Wulan Drainase 2 (SWD 2) yang merupakan sistem pengendali banjir di Desa Dorang, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, lantaran sudah tidak berfungsi optimal.

"Untuk SWD 1 sudah ditangani sepanjang 10 km dari total 32 km. Untuk SWD 2 sudah ditangani tujuh km dari total 23 km dan tahun ini akan diselesaikan," ucapnya.

"Di antara SWD 1 dan 2 juga akan dilengkapi dengan collector drain atau saluran yang berfungsi sebagai pengumpul debit dari saluran air yang lebih kecil, serta mengaktifkan saluran kali mati yang menghubungkan SWD 1 dan 2. Selain itu, akan dibuatkan pintu air yang dilengkapi pompa juga," tambahnya.

Selanjutnya, untuk penanganan banjir Kudus dan Pati, kata Basuki, pihaknya akan mengoptimalkan Pintu Air Wilalung yang dibangun pada zaman Kolonial Belanda.

"Pintu air ini mengatur pembagian aliran Sungai Serang ke arah Sungai Juwana di Kabupaten Pati dan Sungai Wulan. Dahulu Juwana adalah daerah rawa buangan air (retarding basin), maka dari 11 pintu air, dua mengarah ke Sungai Wulan dan sisanya ke Juwana. Sekarang, kami tutup yang ke Juwana karena sudah berkembang permukiman," jelas dia.

Sedangkan, untuk penanganan di Sungai Juwana Kabupaten Pati, Basuki mengatakan pihaknya tengah menyelesaikan normalisasi Sungai Juwana dan tanggul sungai hingga 10 km, termasuk Bendung Karet dengan volume 4,6 juta m³ yang sedang dikerjakan.

"Muara Sungai Juwana juga akan kami buka dan kami tata ulang karena banyak perahu yang bersandar, sehingga turut menghambat aliran Sungai Juana," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan, untuk normalisasi Sungai Wulan akan menggunakan dana pinjaman The Asian Development Bank (ADB).

"Saat ini, sedang persiapan pinjaman ADB melalui Program Flood Management And Coastal Protection Project," tandasnya.