JAKARTA - Kementerian Pertanian melakukan berbagai upaya agar pasokan beras terjaga serta harganya terjangkau jelang Hari Raya Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Salah satu strategi yang dilakukan adalah memangkas rantai distribusi.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengaku sudah mendekatkan produksi beras petani ke konsumen, sehingga mata rantai distribusi terpotong.
"Upaya tersebut diharapkan membuat harga lebih terjangkau, tetapi petani tetap mendapatkan keuntungan," katanya kepada wartawan, Minggu, 25 Desember.
Kata Syahrul, rantai distribusi ini menjadi perhatian khusus untuk mencegah gejolak harga di pasaran serta menyediakan pangan dengan harga terjangkau, tetapi kualitas terjaga.
"Upaya lain yang dilakukan Kementan adalah penyaluran beras harga terjangkau di Jabodetabek," ujarnya.
Dia mengungkapkan, hingga minggu ke tiga Desember 2022, penyaluran beras telah dilakukan di enam lokasi wilayah Jakarta Timur, satu lokasi di Jakarta Selatan, dan beberapa lokasi di Bogor, Depok, serta Bekasi.
BACA JUGA:
Sementara itu, Koordinator Substansi Data Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Batara Siagian menyampaikan telah melakukan pemasaran beras di enam titik di Jakarta Timur pada 14 Desember 2022.
Langkah yang sama juga dilakukan di lima titik di jabodetabek yaitu di Bogor, Depok dan Bekasi pada 22 Desember 2022 dan akan ada lagi dalam beberapa hari ke depan menjelang tahun baru.
Batara mengatakan beras pertama yang di pasarkan sebanyak 2,5 ton dan kemarin pada tanggal 22 sebanyak 2,5 ton. Sehingga total 5 ton yang sudah dipasarkan. Adapun beras yang dijual jenis Medium dan Premium, untuk beras medium di jual dengan harga Rp9.400.000 sedangkan beras premium di jual dengan harga Rp10.000.
"Harga ini tentunya lebih rendah dari harga pasaran saat ini dan diharapkan masyarakat dapat terbantu" ujar Batara.
Terkait rantai distribusi, kata Batara, memang perlu adanya perhatian khusus serta peran aktif dari beberapa pihak yang terkait antara lain Kementan, Kemendag, Bulog sekarang ada Bapanas, mulai dari pendataan beras dari petani hingga beras dipasarkan.
"Ini harus menjadi perhatian sehingga kenaikan bahkan penurunan harga beras itu bisa di minimalisir," tuturnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, mengungkapkan bahwa intervensi ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam rangka penyediaan bahan pangan menjelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.
"Ini bertujuan mendekatkan beras produksi petani langsung ke konsumen, karena memang kenaikan harga beras saat ini diakibatkan rantai distribusi yang terlalu panjang, dengan ini diharapkan masyarakat bisa terbantu dan petani tetap bisa menikmati harga gabahnya," ungkap Suwandi.