Teknologi EOR Berperan Penting Tingkatkan Produktivitas Lapangan Migas
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan, target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar standar kaki kubik per hari pada tahun 2030 yang dicanangkan Pemerintah, tidak akan tercapai tanpa adanya Enhanced Oil Recovery (EOR).

"Teknologi EOR memegang peranan penting di lapangan migas tua yang sudah tidak dapat ditingkatkan produksinya dengan infill drilling maupun waterflood," ujarnya dalam sambutannya pada Penghargaan Festival Enhanced Oil Recovery (EOR) Tahun 2022 di Jakarta, Kamis 15 Desember.

Ia melanjutkan, recovery factor lapangan migas Indonesia saat ini mencapai 33 persen yang berarti lapangan migas nasional sudah berusia sangat uzur alias tua. Saat inilah yang paling tepat untuk dilakukan EOR.

"Jadi inilah masanya EOR harus dilakukan. Optimalisasi produksi hanya akan menahan decline produksi, tidak dapat menambah produksi," jelas Tutuka.

Untuk menaikkan produksi, lanjut Tutuka, dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu EOR dan penemuan cadangan migas baru melalui eksplorasi secara massif.

"Kita menyadari produksi minyak kita saat ini flat. Naik sedikit tapi belum ke atas karena belum terlaksananya EOR dan eksplorasi,” kata dia.

Meski EOR belum dilaksanakan secara maksimal, Pemerintah tidak berkecil hati karena saat ini telah dilakukan metode huff & puff di sejumlah lapangan migas, antara di Lapangan Jatibarang.

"Huff & puff memang bukan EOR, tapi tanpa huff & puff, kita tidak bisa yakin melakukan EOR," jelas Tutuka.

Metode huff & puff ini memberikan konfirmasi dan validasi mengenai teknologi EOR secara spesifik dalam skala sumuran, sehingga selanjutnya diharapkan dapat juga diterapkan di lapangan migas lainnya yang sedang aktif melakukan kegiatan studi CO2-EOR.

Pemerintah mengharapkan ajang penghargaan semacam ini dapat dilakukan berkelanjutan untuk mendorong kegiatan EOR.

"Kami sangat terbuka untuk berdiskusi mengenai apa yang dibutuhkan peneliti dan praktisi untuk mendorong EOR. Kita bersama-sama mencari solusi, mencari peluang menerapkan EOR supaya bisa mencapai target produksi yang dicanangkan pemerintah," tutupnya.