Tak Ada Pembatasan Saat Natal dan Tahun Baru, Menhub: Tetap Perhatikan Keselamatan dan Kesehatan
Tangkapan layar. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI membahas mengenai kesiapan infrastruktur dan transportasi terkait libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023.

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perhubungan memastikan tidak akan melakukan pembatasan mobilitas orang selama libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).

Meski tak ada pembatasan mobilitas, Budi menekankan, penyelenggaraan Nataru perlu dikelola dengan baik mengingat selama sepakan terakhir kasus COVID-19 mengalami peningkatan.

"Tetapi dari semua itu kita tetap harus memperhatikan keselamatan, kenyamanan dan tidak lupa kesehatan," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi saat rapat kerja dengan Komisi V DPR, Selasa, 13 Desember.

Budi mengatakan, untuk memprediksi besaran mobilitas masyarakat selama libur Nataru, Kementerian Perhubungan melalui Badan Kajian Transportasi (BKT) melakukan survei.

Hasilnya menunjukkan potensi pergerakan nasional Nataru sebesar 44,17 juta atau 16 persen dari total penduduk Indonesia yang akan berpergian.

"Angka ini (lebih tinggi dari 2021) 13 persen melakukan perjalan, namun lebih rendah dibandingkan 2019 yaitu 55 persen," ucapnya.

Kata Budi, besarnya pergerakan ini lantaran libur Nataru bersamaan dengan libur sekolah. Karena itu, akan terjadi lonjakan penumpang yang tinggi.

"Pelaksanaan Nataru tahun ini juga bersamaan dengan libur sekolah berarti ada satu kumulasi antara mereka yang akan liburan dan libur sekolah, dan tentu ini akan memberikan satu lonjakan penumpang yang relatif banyak," tuturnya.

Berdasarkan survei BKT Kemenhub, mobil pribadi menjadi pilihan favorit moda transportasi oleh masyarakat dengan 28,26 persen.

Lalu, diikuti sepeda motor dengan 16,47 persen, yang akan memilih naik kereta api sebanyak 13,42 persen, moda transportasi bus sebesar 11,90 persen, kapal laut 2 persen dan lainnya.

Sementara asal pelaku perjalanan saat libur Nataru diperkirakan berasal dari wilayah Jabodetabek dengan 7,1 juta orang, Jawa Timur sebanyak 6,2 juta orang, Jawa Tengah dengan 5,8 juta orang, Jawa Barat dengan 4,4 juta orang dan Sumatera Utara sebanyak 3 juta orang.

"Untuk tujuan pelaku perjalanan terbanyak diprediksikan ke Jawa Tengah dengan 8,7 juta orang," katanya.

Adapun tujuan daerah terbanyak berikutnya ialah Jawa Timur dengan 7,7 juta orang, Jawa Barat sebanyak 6,5 juta orang, Jabodetabek dengan 4,7 juta orang dan 3,6 juta akan ke DI Yogyakarta pada libur Nataru ini.

Budi memperkirakan jalur tol adalah pilihan favorit masyarakat saat melakukan perjalanan libur nataru dengan mendominasi 58,7 persen dan jalur arteri sebesar 41,3 persen.

"Jalur utama yang akan paling banyak dilalui oleh masyarakat ialah Jalur Pantai Utara atau Pantura sebanyak 12,8 persen dan Jalur Lintas Tengah dengan 11,92 persen," katanya.