Wamen BUMN Tiko Ungkap Kereta Cepat Jakarta Bandung Bakal Beroperasi Juni 2023
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) bakal beroperasi pada Juni 2023.

Nantinya, moda transportasi tersebut terintegrasi dengan light rail transit atau LRT Jabodebek.

"Kereta cepat itu kita on track untuk bisa kita lanjutkan progresnya, diharapkan Juni-Juli bisa beroperasi," tuturnya dalam rapat dengan Komisi VI, Senin, 5 Desember.

Tiko sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo mengungkap pengoperasian LRT Jabodebek yang sempat tertunda dari Agustus 2022, bakal beroperasi pada pertengahan 2023.

Nantinya, kata Tiko, kereta layang ringan ini beroperasi dengan teknologi grade of automation (GoA) level 3 atau kereta tanpa masinis.

Adapun proyek LRT Jabodebek dibangun atas sinergi perusahaan BUMN, yakni PT Kereta Api Indonesia (KAI), Adhi Karya, Len Industri, dan INKA.

"Memang LRT Jabodebek ini tertunda dari Agustus 2022 hingga sekitar Juni 2023 (beroperasi). Dengan sistem software yang digunakan GoA 3 atau tanpa masinis, ini tantangan besar, tapi menjadi lompatan teknologi," ucap Tiko.

Tiko menambahkan, rencana oroperasi kereta cepat Jakarta-Bandung didukung oleh persetujuan Komisi VI DPR mengenai tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) Tahun 2022 kepada KAI senilai Rp3,2 triliun.

PMN tersebut diberikan dalam rangka pemenuhan permodalan porsi Indonesia atas cost overrun atau pembengkakan proyek kereta cepat.

"PMN ini sudah disepakati dan prosesnya lagi di Komisi XI. Semoga bisa dicairkan akhir tahun," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah menyiapkan dua layanan kereta api yang akan menghubungkan pusat kota Jakarta dan Bandung dengan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB). Layanan tersebut adalah LRT Jabodebek dan KA Feeder KCJB.

"Hadirnya LRT Jabodebek dan KA Feeder ini akan mempermudah konektivitas masyarakat untuk menuju stasiun KCJB melalui sistem transportasi yang bebas kemacetan dan tepat waktu," ujar VP Public Relations KAI Joni Martinus, Senin, 5 Desember.

Dengan menggunakan LRT Jabodebek, kata Joni, pelanggan cukup menempuh waktu selama 20 menit dari Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas menuju Stasiun LRT Jabodebek Halim.

"Pelanggan nantinya dapat langsung berpindah dari Stasiun LRT Jabodebek Halim ke Stasiun KCJB Halim karena kedua layanan tersebut telah terintegrasi pada lokasi yang sama," ucapnya.

Untuk mempermudah masyarakat, sambung Joni, headway LRT Jabodebek pada rute Dukuh Atas-Halim pada jam sibuk dapat mencapai delapan menit sekali.

Hal tersebut dapat direalisasikan karena KAI sudah menerapkan teknologi paling modern dalam operasional LRT Jabodebek.

"Masyarakat juga dapat menggunakan KRL Commuterline menuju stasiun yang terkoneksi dengan LRT Jabodebek yaitu Stasiun Sudirman dan Cawang untuk selanjutnya meneruskan perjalanan menggunakan LRT ke Stasiun KCJB Halim," tambah Joni.

Setelah menempuh perjalanan LRT Jabodebek selama 20 menit, perjalanan KCJB dari Stasiun KCJB Halim menuju Stasiun KCJB Padalarang akan ditempuh hanya dalam waktu kurang dari 30 menit.

Di Padalarang, kata Joni, KAI telah menyediakan layanan KA Feeder yang jadwalnya menyesuaikan dengan jadwal kedatangan KCJB.

Adapun waktu tempuh KA Feeder KCJB untuk menuju Stasiun Bandung adalah hanya 18 menit.

"Dengan menggunakan layanan kereta api yang sudah terkoneksi tersebut, maka total waktu yang dibutuhkan antarpusat Kota Jakarta dan Bandung sekitar 1 jam perjalanan. Dengan teknologi dan SDM terbaik KAI akan memastikan bahwa seluruh perjalanan kereta api tersebut beroperasi tepat waktu seperti layanan KAI yang sudah ada saat ini," tegas Joni.