Kerja Sama Makin Erat, RI dan India Sepakat Pacu Hubungan Dagang yang Lebih Kuat
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) ketika bertemu Menteri Perdagangan India Piyush Goyal (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)

Bagikan:

JAKARTA – Indonesia dan India sepakat untuk meningkatkan hubungan bilateral diantara kedua negara dengan fokus pada pengintensifan kerja sama perdagangan.

Komitmen ini dicapai usai Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Perdagangan India Piyush Goyal di Los Angeles, Amerika Serikat akhir pekan lalu.

Menurut Airlangga, India mengharapkan dukungan Indonesia dalam berbagai kerjasama ekonomi, misalnya kelapa sawit, perpajakan, daging, beras, industri otomotif, impor ban dan juga batu bara.

“Kolaborasi ini bermanfaat untuk meningkatkan volume perdagangan dan juga mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Senin, 12 September.

Airlangga menjelaskan, pemerintah menargetkan kerja sama dengan India bisa menghasilkan volume perdagangan sebesar 50 miliar dolar AS.

“Saat ini volume perdagangan berkisar 17 miliar dolar AS,” tuturnya.

Airlangga mengungkapkan pula bahwa pertemuan kali ini membahas pengembangan kerjasama di bidang farmasi dengan kemungkinan India membangun manufaktur di Indonesia.

Sebagai tambahan informasi, perusahaan India telah menjalin sinergi dengan Kalbe Farma sejak tahun 2018. Terkait kerja sama Andaman and Nicobar, Menko Airlangga mendorong realisasi kerjasama joint task force dengan Pemerintah Provinsi Aceh.

“Kami mengharapkan realisasi dari kerjasama ini gugus tugas gabungan Pemerintah India dan Pemerintah Provinsi Aceh dapat segera menghasilkan berbagai low hanging fruits,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan India Piyush Goyal menyatakan Pemerintah Indonesia agar dapat memberikan kebijakan dan insentif.

“Hal ini bisa mendukung perdagangan produk-produk kedua negara,” ucap dia.

Untuk diketahui, volume perdagangan RI-India pada periode Januari hingga Juni 2022 yakni sekitar 16,6 miliar dolar AS atau naik 81 persen dari periode sama tahun lalu.