JAKARTA - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin menjajaki peluang kerja sama pertahanan dua negara yang lebih erat.
Diskusi mengenai kerja sama pertahanan itu merupakan salah satu tema yang dibahas Prabowo dan Khaled Nordin saat keduanya bertemu di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa, 30 April.
Dalam pertemuan itu, yang merupakan pertama kali bagi Khaled Nordin sejak dia menjabat sebagai Menhan Malaysia, Prabowo juga menekankan hubungan RI-Malaysia yang spesial mengingat keduanya merupakan negara yang sama-sama berasal dari rumpun Melayu.
"Selamat atas pengangkatan Yang Mulia Datuk Seri Mohamed Nordin sebagai Menteri Pertahanan Malaysia yang baru. Kemhan RI siap bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan Malaysia dan memberikan dukungan untuk Yang Mulia Datuk Seri Mohamed Nordin," kata Prabowo ke Menhan Malaysia.
Dia menjelaskan Indonesia dan Malaysia selama ini telah menjalin kerja sama erat di berbagai bidang, termasuk pertahanan, yang mencakup pendidikan para taruna dan perwira, intelijen, perdagangan, industri pertahanan, dan keamanan.
Namun, Prabowo yakin ada banyak kerja sama sama yang dapat diperluas dan diperdalam antara Indonesia dan Malaysia.
"Indonesia berharap dapat menjalin kerja sama lebih erat lagi di bidang pertahanan, intelijen, industri pertahanan, dan pendidikan yang lebih kuat dengan Malaysia terutama dalam hal pertukaran siswa militer dan industri pertahanan," papar Prabowo ke Khaled Nordin.
BACA JUGA:
Di bidang pertahanan, salah satu kerja sama penting dua negara ialah General Border Committee Malaysia-Indonesia (GBC Malindo) yang rutin bertemu tiap tahunnya.
Dalam pertemuan terakhir GBC Malindo Ke-43 pada 2023, Indonesia dan Malaysia sepakat mengaktifkan kembali pos-pos jaga bersama di 14 titik perbatasan Indonesia dan Malaysia yang membentang di Kalimantan. Dari 14 titik itu, tujuh pos ada di wilayah Indonesia, dan tujuh lainnya ada di Malaysia.
Pertemuan GBC Malindo selanjutnya yaitu yang ke-44 pada 2024 dijadwalkan berlangsung di Malaysia.
General Border Committee Malaysia Indonesia (GBC Malindo) terbentuk pada 11 Agustus 1966 setelah adanya pemulihan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia.
GBC Malindo merupakan komite kerja sama yang mengurusi kemitraan utamanya bidang keamanan di daerah-daerah perbatasan. Dalam kerangka kerja sama itu, dua negara sepakat bertemu setiap tahun, tetapi agenda tahunan tersebut sempat tertunda karena pandemi COVID-19 yang kemudian kembali berlanjut pada 2022.