JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa kehadiran kantor perwakilan European Investment Bank (EIB) untuk wilayah Asia Tenggara dan Pasifik di Jakarta sejalan dengan komitmen Indonesia dalam proyek hijau dan berkelanjutan.
“Tapi untuk merealisasikan target Nationally Determined Contribution (NDC) kami membutuhkan lebih dari 280 miliar dolar AS. Oleh karena karena itu 1 miliar Euro tidak cukup,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Minggu, 11 September.
Menurut Menkeu, kehadiran EIB membawa simbol tersendiri dalam rangka untuk memastikan pinjaman pembangunan mampu mempercepat pertumbuhan.
“Kami adalah negara yang memiliki tekad dan komitmen yang kuat terhadap perubahan iklim terutama pada pembangunan berkelanjutan. Tentu hal ini menunjukkan sikap yang sangat penting untuk menciptakan dan membangun kerjasama dalam mengatasi masalah pembangunan, serta membangun rasa saling menghormati,” tuturnya.
BACA JUGA:
Menkeu juga berharap, proyek kerjasama ini akan selesai dengan cepat, memiliki terobosan yang baik, serta memiliki tata kelola bagi lingkungan dan sosial yang lebih tepat dan efisien.
“Maka saya harap anda semua disini dari EIB dan semua tim untuk benar-benar bisa menjadi benchmark dan salah satu contoh terbaik di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik termasuk indonesia. Ini benar-benar proyek yang bagus. Saya senang melihat semangat kerjasama ini dan bisa bertemu anda semua,” tutup Menkeu Sri Mulyani.