JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp1,45 triliun di semester I 2022. Adapun laba bersih yang diraup BEI mencapai Rp518,94 miliar.
Dalam laporan keuangan BEI, dikutip Selasa 30 Agustus, Self Regulatory Organization (SRO) mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp1,45 triliun atau meningkat 15,53 persen dari periode yang sama atau year-on-year (yoy). Pada semester I 2021, BEI membukukan pendapatan sebesar Rp1,25 triliun.
Pendapatan BEI terdiri dari pendapatan usaha terkait transaksi bursa dan pendapatan usaha dari bukan transaksi bursa.
Jumlah pendapatan usaha terkait transaksi bursa dan pendapatan usaha BEI mencapai Rp1,2 triliun dari Rp1,06 triliun atau meningkat 13,6 persen secara yoy. Angka ini menyumbang 83,24 persen dari total pendapatan BEI.
Sementara pendapatan usaha dari bukan transaksi bursa mencapai Rp66,77 miliar. Angka ini meningkat 16,71 persen dari Rp57,2 miliar pada tahun lalu.
Pendapatan usaha terkait transaksi bursa BEI terdiri dari jasa transaksi efek, jasa kliring, jasa pencatatan, dan jasa informasi dan fasilitas lainnya. Secara pertumbuhan pendapatan jasa transaksi efek naik 14,9 persen menjadi Rp663,46 miliar, jasa kliring naik 14,77 persen menjadi Rp333,30 miliar, jasa pencatatan naik 5,34 persen menjadi Rp120,91 miliar, dan jasa informasi dan fasilitas lainnya mengalami peningkatan 15,99 persen menjadi Rp91,03 miliar.
Selanjutnya, BEI mencatatkan kenaikan beban dari Rp702,04 miliar menjadi Rp798,87 miliar pada semester I 2022. Hal ini membuat laba kotor BEI naik 17,7 persen menjadi Rp653,11 miliar dari Rp554,74 miliar.
BACA JUGA:
Setelah dikurangi berbagai beban yang berhasil diefisienkan, BEI mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 20 persen dari Rp432,1 miliar menjadi Rp518,94 miliar pada paruh pertama 2022.
Sementara itu, jumlah aset BEI naik 16,97 persen dari Rp9,45 triliun di akhir tahun 2021 menjadi Rp11,05 triliun pada pertengahan tahun ini. Di sisi lain, jumlah liabilitas juga meningkat 32,2 persen dari Rp3,45 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp4,56 triliun pada 30 Juni 2022.
Kemudian untuk kas dan setara kas akhir periode terjadi peningkatan tipis 0,06 persen dari Rp1.907 miliar menjadi Rp1.908 miliar.