Bagikan:

JAKARTA - PT Bumi Siak Pusako (BSP) secara resmi mengambil alih kelola Wilayah Kerja (WK) Coastal Plain Pekanbaru (CPP) setelah 20 tahun dikelola secara bersama-sama oleh Pertamina Hulu dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

PT BSP merupakan BUMD dengan kepemilikan saham dari Pemerintah Provinsi Riau sebesar 18,07 persen, Pemerintah Kabupaten Siak 72,29 persen, Pemerintah Kabupaten Kampar 6,02 persen, Pemerintah Kabupaten Pelalawan 2,41 persen, dan Pemerintah Kota Pekanbaru 1,21 persen.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, keputusan ini didasari dengan harapan masyarakat Riau tidak hanya memperoleh keuntungan dari sisi finansial, namun juga kemampuan untuk mengelola sumber daya manusia dan alam yang ada di daerah untuk meningkatkan kesejahteraan, kemakmuran, dan kehidupan daerah yang lebih baik di masa depan.

"Dua puluh tahun telah berlalu, dan kini tonggak pengelolaan WK CPP telah beralih 100 persen kepada putra dan putri terbaik Provinsi Riau, melalui PT. BSP. Untuk itu pada kesempatan ini, kami atas nama manajemen SKK Migas dan industri hulu migas ingin memberikan apresiasi sebesar-besarnya serta ucapan terimakasih atas kerja sama dan kontribusi seluruh jajaran Pertamina yang telah mendampingi dan mengelola WK CPP ini," kata Dwi dalam keterangan resmi, Rabu, 10 Agustus.

Sejak pengelolaan WK CPP dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke BOB Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu, sudah lebih dari 250 sumur dibor untuk meningkatkan produksi dan mempertahankan laju penurunan produksi yang cukup tajam.

Sementara, untuk long term plan WK CPP pada tahun 2026, produksi ditargetkan mencapai 21.000 barel minyak per hari (BOPD)

“Nantinya WK CPP ditargetkan mencapai produksi sebesar 56 ribu BOPD pada tahun 2033, sesuai dengan yang ditargetkan oleh PT. BSP pada proposal alih kelola. Dengan adanya penambahan aktifitas hulu migas untuk mencapai target produksi tersebut, tentunya akan mampu meningkatkan roda perekonomian di Provinsi Riau,” terang Dwi.

Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan, Jaffee A Suardin mengatakan, kebersamaan Pertamina dan PT BSP selama 20 tahun terakhir merupakan anugrah yang sangat bermakna.

Kemitraan ini merupakan wujud kerja sama yang harmonis antara BUMN dan BUMD.

“Sejak diterima dari PT CPI pada tahun 2002, WK CPP sudah memproduksi 125 juta barel yang menghasilkan revenue sebesar 1,4 miliar dolar AS. Selama 20 tahun dikelola BOB, tidak terjadi kecelakaan kerja yang merenggut jiwa. BOB juga telah mengalirkan dana tanggung jawab sosial dan lingkungan hingga Rp70 miliar,” katanya.

Sementara itu, Direktur Utama PT BSP, Iskandar mengatakan, selama kerja sama dengan Pertamina, PT BSP telah mendapatkan transfer ilmu dan pengetahuan.

Dengan bekal tersebut, tuturnya, menambah dan memperkuat optimisme BUMD migas kebanggaan masyarakat Riau ini untuk mampu meningkatkan produksi minyak di WK CPP.

“Selama tahun 2022 ini, BSP akan melanjutkan kegiatan pengeboran 15 sumur pengembangan dan 1 sumur eksplorasi. Pengeboran tersebut dilakukan guna menahan laju penurunan produksi secara alamiah. Pembiayaan untuk pengeboran sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi ditanggung sendiri oleh BSP dan berjalan dengan lancar," kata Iskandar.