Bagikan:

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka pintu bagi investor asing untuk ikut andil mengelola Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, di Kalimantan Barat. Pelabuhan ini baru saja diresmikan dan menjadi yang terbesar di Pulau Kalimantan.

Masuknya investor asing, lanjut Jokowi, dengan catatan bila proyek strategi nasional (PSN) tersebut mampu menarik minat para investor.

"Kalau potensinya besar (Pelabuhan Kijing) kalau ada investasi yang mau masuk kan enggak apa-apa, akan baik," ujar Jokowi usai meresmikan Pelabuhan Kijing, Mempawah, Selasa, 9 Agustus.

Kata Jokowi, pemerintah mencanangkan Terminal Kijang Pelabuhan Pontianak akan diintegrasikan dengan sektor industri yang nantinya di bagun di kawasan Mempawah. Pembangunan industri perlu dilakukan lantaran sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Mempawah cukup melimpah.

Ada banyak minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) yang diperoleh dari hasil ekstraksi daging buah kelapa sawit yang belum mengalami pemurnian. Selain itu ada bauksit, alumina, maupun produk-produk perkebunan lainnya.

Namun, hingga saat ini belum ada kesepakatan pemerintah dan investor negara lain terkait investasi untuk pengembangan Pelabuhan Kijing. Keberadaan investor asing di Kalimantan Barat, menjadi capital inflow hingga memperkuat makro ekonomi Indonesia.

"Nanti ada capital inflow yang masuk, akan memperkuat ekonomi kita, Kalimantan Barat memiliki potensi besar abik untuk crude palm oil, untuk bauksit, alumina, dan produk-produk perkebunan lainnya," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Pelindo, Arif Suhartono mengatakan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak merupakan pengganti Pelabuhan Dwikora. Pembangunan pelabuhan ini sejalan dengan target penggabungan Pelindo yakni menciptakan konektivitas maritim.

Terminal Kijing merupakan Proyek Strategis Nasional yang dibangun berdasarkan Perpres No. 43/2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Kalimantan Barat.

Pembangunan Terminal Kijing dibagi dalam tiga tahap, Tahap 1  Inisial, Tahap 1 Lanjutan dan Tahap 2. Pembangunan Tahap Inisial ini meliputi dermaga dengan dimensi 1.000 meter kali lebar 100 meter, Port Management Area 200 X 100 m, jalan menuju dermaga (trestle) sepanjang 3,45 km dengan lebar 19,8 meter, terminal petikemas dan terminal multipurpose.

Terminal ini memiliki empat area, yakni petikemas dengan kapasitas tahap awal 500 ribu TEUs dan kapasitas tahap akhir 1,95 juta TEUs per tahun, area curah kering dengan kapasitas tahap awal 7 juta ton dan kapasitas tahap akhir 15 juta ton.

Kemudian area curah cair dengan kapasitas tahap awal 5 juta ton dan kapasitas tahap akhir (12,18 juta ton), dan area multipurpose dengan kapasitas  tahap awal 500 ribu ton dan kapasitas tahap akhir 1 juta ton. Luas kawasan pelabuhan ini mencapai 200 hektar yang meliputi area terminal dan back up area pelabuhan.

"Ke depannya, terminal ini secara bertahap akan menggantikan peran pelabuhan eksisting di Pontianak. Pelabuhan Pontianak nantinya akan dimaksimalkan untuk melayani kegiatan lainnya seperti kapal penumpang atau kapal Ro-Ro dan layanan lainnya untuk mendukung kegiatan penumpang antar pulau yang menggunakan transportasi laut," kata Arif.

Menurut Arif, Kalimantan Barat memang sangat membutuhkan pelabuhan baru. Tahun lalu, utilisasi Pelabuhan Dwikora sudah mencapai 257 ribu TEUs atau 86 persen dari kapasitas pelabuhan. Lahan untuk ekspansi juga sudah tak tersedia.