Bagikan:

JAKARTA - Progres pembangunan Bendungan Ameroro di Desa Tamesandi, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang mulai dikerjakan sejak akhir 2020 kini telah mencapai 50 persen.

PPK Bendungan Ameroro Ryan Rizaldi Oemar mengatakan proyek yang pendanaannya melalui APBN murni itu diharapkan bisa terselesaikan pada akhir 2023.

"Secara total anggarannya yang terkontrak sebesar Rp1,428 triliun yang meliputi paket pertama senilai Rp910,136 miliar dan paket dua mencapai Rp518 miliar," ujarnya, dilansir dari Antara, Kamis 7 Juli.

Ia mengatakan Bendungan Ameroro dibangun pemerintah bertujuan untuk memperkuat suplai air irigasi dan pengendalian banjir di Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya untuk Kabupaten Konawe, Kolaka Timur, dan Kota Kendari.

Ryan menyebutkan proyek nasional dengan melibatkan kontraktor pelaksana paket 1 yakni PT Wijaya Karya-PT Basuki Rahmanta Putra-PT Sumber Cahaya Agung (KSO). Sedangkan paket 2 dikerjakan kontraktor pelaksana PT Hutama Karya-PT Adhi Karya (KSO) dengan konsultan supervisi paket 1 dan 2 adalah PT Indra Karya-PT Mulya Sakti Wijaya-PT Metta (KSO).

Kapasitas tampung Bendungan Ameroro 54,53 juta m3 dengan luas genangan 244,06 hektare atau lebih besar ketimbang Bendungan Ladongi dengan kapasitas tampung 45,9 juta m3 yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir Desember 2021 lalu.

"Bendungan Ameroro ini didesain dengan tipe urugan yang memiliki tinggi puncak mencapai 82 meter, panjang bendungan 324 meter, dan lebar 12 meter," ujarnya

Fungsi lain setelah bendungan itu selesai, selain dapat memacu peningkatan produksi padi masyarakat di Konawe, juga yang lebih pentingnya adalah kebutuhan air baku yang semula kapasitas 100 liter/detik bisa menjadi 510 liter/detik, mendukung penyediaan energi listrik (PLTMH) kapasitas 1,3 MW, mereduksi banjir sebesar 66,99 m3/detik, dan sebagai tempat wisata/rekreasi bagi masyarakat.