Bagikan:

JAKARTA - Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menargetkan pembangunan jaringan kereta api di Tanah Air sepanjang 10.524 km pada tahun 2030.

"Telah ditetapkan visi perkeretaapian nasional sampai dengan tahun 2030 sepanjang 10.524 km, yang termasuk KA perkotaan 3.755 km," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Perkeretaapian Zulfikri dikutip dari ANTARA, Rabu, 6 Juli.

Zulfikri mengatakan, panjang lintasan saat ini berada pada kisaran 7.032 km, seiring dengan pembangunan yang terus dilakukan hingga tahun 2024 ditargetkan dapat terbangun 7.451 km.

Target tersebut, kata dia, ada pada Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 296 Tahun 2020, di mana terdapat sejumlah upaya untuk mengembangkan kereta api sesuai Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS).

Ia menjelaskan, beberapa upaya yang akan dilakukan untuk memenuhi RIPNAS antara lain membangun jaringan KA di Pulau Sumatera dan Sulawesi, pembangunan jalur ganda dan elektrifikasi lintas utama Jawa, dan pengoperasian KA kecepatan tinggi di Pulau Jawa.

Kemudian, tersedianya sarana KA penumpang sebanyak 2.839 lokomotif dan 34.178 kereta. Selanjutnya, sarana KA barang sebanyak 2.475 lokomotif dan 48.364 gerbong.

Adapun pembiayaan yang dibutuhkan dalam mencapai target tersebut mencapai Rp853 triliun, di mana skema pembiayaan alternatif sebesar 68 persen dan penggunaan APBN sebesar 32 persen.

"Hal tersebut diupayakan untuk mewujudkan perkeretaapian kompetitif, terintegrasi, dan responsif terhadap perkembangan. Target lainnya agar KA sebagai tulang punggung angkutan massal antarkota, perkotaan, dan barang," ujarnya.

Ia menambahkan, untuk proyek utama hingga tahun 2024, Ditjen Perkeretaapian menargetkan pembangunan KA Makassar-Parepare, Kereta Api Cepat Jakarta Bandung dan peningkatan kecepatan KA Jakarta-Surabaya Tahap I yaitu lintas Jakarta-Semarang.

Selain itu juga peningkatan sistem angkutan umum massal perkotaan di 6 wilayah Metropolitan antara lain Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, dan Makassar.