Bagikan:

JAKARTA - Pertamina melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga Surya (PLTS) di Kilang Plaju, Sumatera Selatan, sebesar 2,25 megawatt peak (MWp).

Nantinya, pasokan listrik akan disalurkan ke gedung perkantoran serta perumahan.

Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Mulyono mengungkapkan, Pertamina menargetkan kontribusi pembangkitan energi hingga sebesar 200 MW di tahun 2022.

Groundbreaking PLTS di area RU III Plaju ini sebagai salah satu katalis dan bukti komitmen Pertamina dalam melaksanakan business practice yang memiliki carbon footprint lebih sustainable ke depannya.

Mulyono menyebutkan, terdapat dua potensi besar dari segi ekonomi dan lingkungan, dari instalasi PLTS 2,25 MWp di area Kilang Plaju.

"Dari segi ekonomi, diharapkan bahwa instalasi PLTS dapat mengurangi beban pengoperasian gas turbine dan konsumsi natural gas di refinery, sehingga secara fuel economy kita menargetkan terciptanya cost saving sebesar 5.000 dolar AS per tahun dan jumlah penghematan konsumsi gas sebesar 6.000 ton per tahun," ujar Mulyono dalam keterangan tertulis, Jumat 17 Juni.

Dari segi lingkungan, lanjut dia, PLTS Kilang Plaju diproyeksikan untuk turut berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon sebesar 2.000 ton per tahun.

Sehingga ditinjau dari besarnya kedua potensi, baik itu dari segi ekonomi dan dampak terhadap lingkungan, PLTS Kilang Plaju diharapkan menjadi pioneer alternatif pembangkitan energy di lokasi operasi Pertamina Group.

PLTS RU Kilang Plaju juga direncanakan menjadi showcase pada event G20 yang akan digelar di Indonesia akhir tahun 2022.

"Kami berharap ke depannya akan semakin banyak inisiatif bisnis yang mengedepankan profitability, sustainability dan sinergi antar Pertamina Group, yang dapat terus digulirkan untuk mengakselerasi bisnis Pertamina dan mendukung program dekarbonisasi pemerintah," ungkap Mulyono.

Dalam proyek ini, Pertamina NRE akan menjadi pihak yang menyediakan PLTS di Kilang Plaju.

PLTS yang akan dibangun adalah PLTS ground mounted dengan kapasitas 2,25 MW di lahan seluas sekitar 2,2 hektare milik Kilang Plaju.

Transisi energi melalui pemanfaatan PLTS di lingkungan kilang diawali dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pertamina NRE dengan KPI pada Maret 2021.

Pertamina NRE hingga saat ini telah memasang PLTS di Kilang Cilacap dengan kapasitas 1,34 MWp dan Kilang Dumai berkapasitas 2 MWp.

"Transisi energi wajib dilakukan dengan komitmen bersama, hari ini bisa dilihat bahwa komitmen kolaborasi antar Pertamina Group sangat efektif demi mendukung mandat pemerintah dalam meningkatkan bauran energi," tutur Dannif.

Melalui PLTS 2,25 MWp ini, potensi penurunan emisi yang bisa dilakukan mencapai 2.500 ton per tahun. PLTS ini ditargetkan mulai konstruksi pada Juli 2022.

"Implementasi energi terbarukan dalam lingkungan Refining dan Petrochemical merupakan sebuah angin positif untuk meningkatkan daya saing dan sustainability dari kilang," ujar Isnanto Nugroho.

Pertamina menargetkan penurunan emisi sebesar 30 persen pada tahun 2030, dengan meningkatkan portfolio hijau di internal Pertamina Group sebesar 17 persen.

Salah satunya adalah melalui pemanfaatan PLTS yang menjadi unggulan untuk mewujudkan transisi energi di internal Pertamina.