Hemat Biaya Operasional hingga 59 Persen, Perusahaan Sawit di Riau Beralih Gunakan Listrik PLN
Ilustrasi petugas Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) Cawang PT PLN (Persero) Transmisi Jawa Bagian Barat melakukan pemeriksaan rutin panel di Gardu Induk 150 KV Mampang Dua, Jakarta. (Foto: ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit di Riau, PT Gandaerah Hendan kini beralih menggunakan listrik PLN.

Direktur Operasional PT Gandaerah Hendana, Hendra mengungkapkan, selain lebih andal, penggunaan listrik PLN juga lebih hemat hingga 59 persen ketimbang mengoperasikan mesin pembangkit sendiri.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan daya 415.000 VA antara PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Riau dan Kepulauan Riau dengan PT Gandaerah Hendana.

“Setiap bulan kami mengeluarkan biaya operasional Rp300 jutaan untuk bahan bakar minyak (BBM). Berdasarkan perhitungan yang telah kami lakukan, penggunaan listrik dari PLN dapat menghemat sekitar 59 persen atau sekitar lebih dari Rp170 juta,” ungkap Hendra dalam keterangan resmi, Rabu 15 Juni.

General Manager PLN UIW Riau dan Kepulauan Riau Agung Murdifi memastikan PLN akan terus berupaya memberikan yang terbaik kepada setiap pelanggan, termasuk perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang pabrik kelapa sawit (PKS).

Saat ini daya mampu Riau 1.066,9 megawatt (MW) dan beban puncak 942 MW, menandakan Provinsi Riau memiliki daya surplus sebesar 124,9 MW.

"PLN siap memenuhi permintaan penyambungan baru dan tambah daya untuk semua golongan pelanggan termasuk kalangan industri," ungkap Agung.

Agung menargetkan peningkatan konsumsi listrik di Riau dan Kepri, salah satunya di sektor industri.

Salah satunya melalui akuisisi captive power atau pembangkit listrik milik industri menjadi suplai dari PLN.

"Selain lebih hemat, pelanggan dapat berfokus pada bisnis intinya karena seluruh kebutuhan kelistrikannya bakal dilayani PLN," ujar Agung.