Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan mengendalikan harga minyak goreng bukanlah pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. Sebab, banyak hal yang harus dipertimbangkan agar semua berjalan baik dan tepat sasaran.

Untuk memastikan semua berjalan dengan baik, kata Luhut, pemerintah akan memperbaiki tata kelola dari minyak goreng ini maupun kelapa sawit.

Menurut Luhut, penataan ulang dari hulu hingga hilir perlu dilakukan. Hal ini agar menghidari kesulitan seperti terjadi terjadi lagi. Dengan begitu, penerimaan negara pun juga akan semakin bertambah.

"Di hulu, pemerintah harus dapat dan terus menyejahterakan petani kelapa sawit, di hilir pemerintah harus menjamin bahwa masyarakat dapat mencari dan membeli minyak goreng dengan harga yang wajar," tuturnya, dalam konferensi pers secara virtual, Minggu, 5 Juni.

Kemudian, kata Luhut, di tengah pemerintah juga harus meyakinkan para pengusaha minyak goreng, distributor dan pengecer untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang sesuai.

"Mereka dapat bergerak dan dapat laba yang sesuai atas jasa produksi yang mereka lakukan dan ini kami pastikan terjadi. Jadi kita tidak ingin juga pengusaha itu atau UMKM itu menjadi tidak mendapat untung dengan kepatutan," katanya.

Di sisi lain, Luhut menjelaskan bahwa permasalahan yang ada saat ini juga tidak terlepas dari permasalahan yang dihadapi dunia. Bukan hanya persoalan pandemi COVID-19, namun juga konflik Rusia-Ukraina yang telah membuat disrupsi rantai pasok global.

"Memicu kenaikan berbagai harga komoditas, terutama pangan dan energi. Kita menyaksikan banyak negara menghadapi tingkat inflasi yang tinggi atau kesulitan juga dalam menghadapi kenaikan harga pangan dunia," katanya.

Namun, Luhut mengatakan, Indonesia beruntung sampai saat ini masih dapat mengatasi masalah yang dihadapi, hanya saja antisipasi perlu disiapkan guna menghadapi kemungkinan yang tidak diinginkan.