Bos LPS Sebut Kondisi Perbankan Membaik, Turut Jaga Kestabilan Perekonomian
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa. (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan, kondisi perbankan nasional dari sisi likuiditas sudah membaik dibandingkan saat pandemi COVID-19 pada tahun 2020.

“Sekarang pondasi perbankan kita amat baik dan otomatis perekonomian Indonesia juga bagus, fungsi intermediasi perbankan sudah pulih bukan karena dipaksa tetapi karena market mechanism yang bekerja dengan baik,” ujar Purbaya kepada wartawan, Jumat 20 Mei.

Purbaya menambahkan, pada tahun 2020, pemerintah sempat khawatir akan ada beberapa bank yang berguguran.

Akan tetapi, berkat kebijakan pemerintah yang merubah kebijakan ekonomi moneter maupun fiskal akhirnya kondisi yang dikhawatirkan itu tidak terjadi.

"Kebijakan itu salah satunya adalah mendorong uang agar berada di sistem perekonomian, merubah kebijakan tersebut pun tidak mudah, sebab ada beberapa ekonom yang mempunyai pandangan berbeda, tetapi berkat arahan langsung presiden, pada akhirnya kebijakan itu dapat berjalan dan uang kembali berada di sistem perekonomian," tambahnya.

Kemudian, lanjut dia, dari sisi cost of capital pun pemerintah coba turunkan serendah mungkin, yakni dengan kebijakan suku bunga yang mengikuti kebijakan Bank Sentral dengan kebijakan Tingkat Bunga Penjaminan LPS yang turun ke angka 3,5 persen.

"Jadi cost of capital lebih murah, dan diharapkan menguntungkan perbankan, dan dengan adanya uang yang lebih banyak di sistem perekonomian maka ekonomi dapat berjalan lebih cepat," jelasnya.

Dirinya optimistis perekonomian Indonesia akan tetap maju meski diterpa ketidakpastian perekonomian global.

Menurutnya, dalam beberapa bulan ini kebijakan pemerintah dinilai sudah tepat untuk mendorong domestic demand maupun ekonomi domestik.

“Jadi jika kondisi perekonomian global kita memburuk, selama kita bisa memformulasikan kebijakan ekonomi yang baik dan menjaga permintaan dalam negeri harusnya kita tumbuh. terlebih jika peran serta perbankan yang terus menyalurkan kredit dan terus bekerja. Dengan kondisi seperti itu kami dapat dikatakan perekonomian kita resilience,” jelasnya.

Ia mengaku tidak perlu terlalu khawatir terhadap ketidakpastian perekonomian global, sebab Indonesia sudah belajar dari berbagai krisis yang pernah menerpa sebelumnya.

"Jangan terlalu khawatir sebab kita sudah belajar dari krisis 1997-1998, dan saat ini kami sebagai otoritas keuangan juga semakin kompak dan koordinasi dengan perbankan juga lebih intens. Perbankan juga jangan ragu memberikan kredit dan kalangan pengusaha juga jangan takut untuk ekpspansi bisnisnya,” tutupnya.