Sri Mulyani Pastikan APBN Selalu Hadir untuk Menjaga Daya Beli Masyarakat
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah berupaya menjaga daya beli masyarakat di tengah tantangan pandemi dan juga gejolak harga komoditas melalui optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menurut Menkeu, pertumbuhan ekonomi 5,01 persen pada kuartal pertama 2022 merupakan hal yang harus disyukuri di tengah kontraksi ekonomi yang terjadi.

“Kita semua tahu mengenai perang di Ukraina yang menimbulkan spill over atau efek rambatan yang sangat banyak dan sangat pelik, mulai dari disrupsi suplai hingga dari sisi kenaikan harga-harga komoditas yang akan memunculkan tantangan yang jauh lebih rumit,” ujarnya dalam keterangan resmi hari ini, Kamis, 12 Mei.

Menkeu menambahkan, APBN akan tetap menjadi instrumen yang selalu siap menjaga daya beli masyarakat dengan memberikan subsidi terhadap BBM dan listrik.

“Harga minyak dunia sudah di atas 100 dolar perbarel dan jauh dari asumsi APBN kita yang hanya di 63 dolar. Perbedaan yang sangat besar ini kemudian ditahan guncangannya oleh APBN supaya daya beli masyarakat yang masih belum pulih bisa kita jaga,” tuturnya.

Hal serupa terjadi dengan listrik yang sebagian besar produksi dalam negeri masih dihasilkan oleh PLTU.

”Listrik tidak terjadi perubahan harga walaupun komponen listrik dari mulai batu baranya naik. Kita sekarang sudah menggunakan kebijakan harga 70 dolar. Padahal harga (batu bara) sudah di atas 200 dolar,” kata dia.

Bendahara negara kemudian menjelaskan soal nilai jual gas yang sebenarnya juga sudah meningkat seiring dengan fluktuasi harga komoditas.

“Atau kalau kita bicara tentang gas/LPG (subsidi) yang harganya naik. Jadi listrik dan gas ini harganya di masyarakat tidak berubah,namun pasti nanti harus ada yang bayar. Nah, siapa yang bayar? Lagi-lagi APBN,” tegasnya.

Menkeu berharap, bahwa APBN dapat menjadi suatu bantalan yang baik, tetap berkelanjutan dan memiliki fokus utama yaitu melindungi masyarakat.

“Sehingga kita semua ingin ekonominya tetap tumbuh serta dengan APBN yang tetap sehat,” tutup Menkeu Sri Mulyani.