Gelar Pasar Murah di Lampung, Erick Thohir: Intervensi BUMN untuk Menyeimbangkan Harga Bahan Pokok
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri pasar murah PTPN Group di Lampung. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggelar pasar murah untuk kedua kalinya di Provinsi Lampung bersama PTPN Group. Hal ini dilakukan guna mendorong pemerataan dan keseimbangan pasar.

Adapun kegiatan pasar murah dipusatkan di halaman Gedung Pertemuan Komplek PTPN VII, Lampung, hari ini. Operasi pasar dihadiri langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Wali kota Bandar Lampung Eva Dwiana, Direktur Umum Holding Perkebunan Nusantara Doni P Gandamihardja, dan Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy beserta jajaran manajemen PTPN VII.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, operasi pasar murah yang diinisiasi Kementerian BUMN ini sudah digelar sejak awal Ramadan. Erick mengatakan, karena BUMN tak hanya berfungsi sebagai korporasi, melainkan juga menjadi penyeimbang dalam perekonomian Indonesia, termasuk bagi masyarakat yang membutuhkan harga terjangkau.

"Alhamdulillah, saya dengan Pak Gubernur dan PTPN ini mungkin sudah kedua kali, kita ingin membantu kebutuhan masyarakat untuk mendapat akses bahan pangan seperti hari ini minyak goreng (migor) dan gula yang harganya di bawah harga pasar," ujar Erick, dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Selasa, 10 Mei.

Dalam operasi pasar tersebut, ucap Erick, BUMN menyediakan minyak goreng dan bahan pokok dengan harga terjangkau. Rinciannya, 3.000 liter minyak goreng Nusakita dengan harga Rp19.000 per liter, gula pasir Nusakita dengan harga Rp11.000 per kg dan 250 kg beras yang dijual dengan harga Rp15.000 untuk 2,5 kg.

Lebih lanjut, Erick operasi pasar merupakan bentuk intervensi BUMN dalam menjaga keseimbangan harga yang terjangkau bagi masyarakat. Tentu, ucap Erick, BUMN tidak bisa sendirian, melainkan membutuhkan peranan swasta. Pasalnya, lanjut Erick, produksi migor BUMN hanya empat persen dan sisanya berasal dari swasta. Sementara untuk gula, lanjut Erick, produksi BUMN relatif lebih besar mencapai 45 persen.

"Hari ini (operasi pasar) masih yang kemasan tapi yang kemasan saja bedanya sama harga pasar Rp6.000, angka luar biasa. Kalau BUMN hanya kejar keuntungan kita tidak jualnya Rp19.000 tapi Rp24.500. Untuk gula lebih murah Rp2.500, kalau kejar keuntungan kita jualnya hanya lebih murah 500 perak," ucap Erick.

Erick mengatakan operasi pasar menjadi bukti nyata sinergitas Kementerian BUMN dengan pemerintah daerah yang selalu bersinergi melakukan intervensi saat pasar tidak seimbang. Menurut Erick, pemerintah tidak boleh membiarkan masyarakat tidak mendapat kebutuhan pangan secara maksimal.

"Kegiatan seperti ini sudah sering kita lakukan, contoh saat harga masker mahal, Rp100.000, kita juga operasi pasar Rp5.000-an lewat Kimia Farma. Untuk bahan pangan seperti minyak goreng dan gula, kita menugaskan PTPN seimbangkan harga yang sekarang sedang naik," kata Erick.

Menurut Erick, geliat ekonomi Lampung terus bertumbuh berkat pembangunan infrastruktur oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Lampung memiliki potensi besar menjadi sentra produksi bahan pangan untuk kebutuhan masyarakat Indonesia," jelasnya.